Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara-negara Asia Bersiap Hadapi Gelombang Kedua Pandemi Covid-19

Kompas.com - 22/06/2020, 07:05 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Sumber SCMP

KOMPAS.com - Gelombang kedua pandemi Covid-19 melanda China dan berpusat di Beijing, dengan sedikitnya 184 kasus baru dilaporkan sejak pekan lalu.

Menyusul kemudian keputusan pihak berwenang membatalkan sejumlah penerbangan domestik, melarang perjalanan keluar dan memberlakukan lockdown sebagian.

Kemunculan kasus-kasus baru dari virus corona di China telah memicu gelombang kekhawatiran akan datangnya gelombang kedua di negara-negara lain.

Kekhawatirann ini terutama terjadi di negara-negara yang telah berhasil mengendalikan pandemi dan kini bergerak maju untuk membuka kembali ekonomi mereka yang lesu.

Beberapa negara Asia yang telah melonggarkan pembatasan dan memulai kembali beberapa kegiatan ekonomi seperti Jepang, dan Korea Selatan, pada bulan lalu melaporkan kasus baru yang jumlahnya mencapai puluhan.

Melansir SCMP, meski ada ancaman gelombang kedua, para ahli umumnya setuju bahwa pemerintah tiap negara tampaknya lebih siap untuk menghadapinya setelah pengalaman yang mereka dapatkan selama menangani masa awal pandemi.

Namun, para ahli juga menyebut bahwa permasalahan akan tetap ada, terutama dalam menjaga kewaspadaan dan memastikan bahwa klaster-klaster kecil terkendali dengan cepat sehingga tidak akan berubah menjadi infeksi yang lebih besar dan tidak terkendali.

Baca juga: Pandemi Corona, Negara Mana Saja yang Alami Gelombang Kedua?

Asia hadapi gelombang kedua

Paul Ananth Tambyah, presiden dari Asia-Pacific Society of Clinical Microbiology and Infection, mengatakan negara yang paling berisiko terkena gelombang kedua adalah mereka yang masih mengalami penambahan harian kasus penularan lokal.

“Meskipun dapat dikatakan bahwa saat ini masih merupakan ujung dari gelombang pertama, kemungkinan ada banyak rantai transmisi di negara-negara yang belum terputus,” kata Tambyah.

Negara-negara dengan infeksi tinggi yang disinggung oleh Tambyah termasuk India.

Pada hari Jumat (19/6/2020), India mencatat lonjakan kasus harian tertinggi yakni 13.586 kasus virus dan secara total menjadi 380.532, tertinggi keempat di dunia, setelah Amerika Serikat, Brasil dan Rusia.

Korban meninggal dunia di India mencapai 12.573 orang.

Di Pakistan, 136 kematian lainnya dilaporkan pada hari Jumat, menyebabkan angka kematian akibat virus corona menjadi 3.229 dan total kasus infeksi menjadi 165.062.

Di Indonesia, negara ini telah meningkatkan pengujian sampel untuk memenuhi target Presiden Joko Widodo sebesar 20.000 per hari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Badai Matahari Besar Picu Kemunculan Aurora di Inggris sampai AS, Apa Dampaknya?

Badai Matahari Besar Picu Kemunculan Aurora di Inggris sampai AS, Apa Dampaknya?

Tren
Mengenal Kondisi Thalasemia, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Mengenal Kondisi Thalasemia, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Tren
Media Asing Ramai-ramai Soroti Rasisme Oknum Suporter Indonesia ke Guinea

Media Asing Ramai-ramai Soroti Rasisme Oknum Suporter Indonesia ke Guinea

Tren
Pajak Makanan Dibayar Restoran atau Pembeli? Ini Penjelasan Ekonom

Pajak Makanan Dibayar Restoran atau Pembeli? Ini Penjelasan Ekonom

Tren
Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Tren
Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Tren
Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Tren
Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Tren
Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Tren
Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com