Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puasa dan Imunitas Tubuh, Adakah Pengaruhnya?

Kompas.com - 26/04/2020, 03:41 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Puasa Ramadhan tahun ini berbeda dari sebelum-sebelumnya, di mana seluruh orang tengah berjuang melawan pandemi virus corona.

Masjid-masjid di seluruh dunia yang biasanya sibuk saat puasa tiba, banyak yang ditutup untuk mencegah penyebaran virus corona jenis baru penyebab Covid-19 ini.

Dalam upaya melawan virus, imunitas tubuh setiap orang diharapkan lebih kuat.

Apakah puasa akan memengaruhi peluang seseorang terpapar virus corona? 

Melansir Aljazeera, Jumat (23/4/2020), Dr Amir Khan, seorang dokter di NHS dan dosen senior di Inggris, mengulas mengenai manfaat puasa.

Puasa diyakini bermanfaat bagi tubuh dalam beberapa cara termasuk efek pada peningkatan sistem kekebalan tubuh.

Disebutkan bahwa ada kemungkinan nenek moyang kuno pada masa lalu mengakui manfaat puasa, seperti halnya puasa selama bulan Ramadhan yang dijalankan umat Muslim, puasa pada bulan Prapaskah menjelang Paskah bagi penganut agama Kristen, dan selama Yom Kippur di Agama Yahudi.

Selain itu, disebutkan bahwa orang Mesir kuno berpuasa dalam waktu yang lama untuk membersihkan tubuh mereka dari penyakit.

Baca juga: Berikut Cara Mengatur Konsumsi Air Putih 8 Gelas Sehari Saat Puasa Ramadhan

Baru-baru ini, Dr Amir Khan menuliskan, sebuah penelitian menunjukkan bahwa puasa sebenarnya mempunyai efek menguntungkan pada sistem kekebalan tubuh, dengan mengurangi jumlah peradangan umum yang dapat terjadi pada sel-sel di sekitar tubuh.

Puasa dianggap menempatkan tubuh ke mode konservasi energi karena kurangnya nutrisi yang masuk.

Dalam upaya untuk menghemat energi, tubuh mendaur ulang banyak sel kekebalan yang lama atau rusak, kemudian mempromosikan generasi baru yaitu sel-sel kekebalan yang lebih sehat saat periode puasa berakhir.

Sel-sel baru ini lebih cepat dan lebih efisien dalam memerangi infeksi sehingga kekebalan secara keseluruhan meningkat.

Sementara, sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa puasa air yang berkepanjangan melebihi 12 jam hingga 24 jam dapat memiliki sedikit efek merusak pada sistem kekebalan tubuh sehingga meningkatkan risiko terkena segala jenis infeksi.

Baca juga: Puasa, Bagaimana Menjaga Asupan Makanan bagi Tubuh?

Namun, hal ini menunjukkan bahwa kekebalan kembali ke keadaan yang lebih baik segera setelah seseorang makan dan minum lagi.

Studi tidak melihat secara spesifik puasa yang terjadi di bulan Ramadhan. Akan tetapi, penelitian lainnya menunjukkan bahwa puasa Ramadhan mempunyai manfaat kesehatan yang sebanding dengan jenis puasa lainnya.

Seseorang tetap harus menerapkan pola makan sehat selama bulan puasa.

Mengonsumsi makanan yang digoreng seperti samosa dan pakora selama berbuka puasa tidak akan membantu sistem kekebalan tubuh.

Terdapat bukti bahwa tidak makan dan minum hingga 12 jam dapat memberikan efek yang menguntungkan secara keseluruhan pada sistem imun.

Meski demikian, dalam hal mencegah paparan virus, seseorang tetap disarankan untuk selalu menerapkan jarak sosial, mencuci tangan, menjaga kebersihan, dan isolasi diri.

Baca juga: [POPULER TREN] Puasa bagi Pasien Covid-19 | Makanan dan Minuman yang Dihindari Selama Puasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Tren
BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

Tren
90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

Tren
Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Tren
Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com