KOMPAS.com - Di media sosial, Facebook dan Twitter, juga grup-grup percakapan Whatsapp beredar informasi internet gratis dari pemerintah sebagai insentif atas situasi pandemi virus corona yang telah mewabah di Indonesia.
Informasi itu disertai dengan link yang berbeda-beda dalam setiap pesan yang beredar, namun dengan karakter URL yang hampir sama.
Kementerian Komukasi dan Informatika (Kominfo) memastikan informasi dan link ini tidak benar alias hoaks.
Informasi yang beredar menautkan sebuah link yang seolah resmi dari pemerintah karena menyematkan "go.id" di dalamnya.
Penelusuran Kompas.com, ada 3 link berbeda yang disebarkan, yaitu:
Berikut salah satu akun Facebook yang membagikan informasi ini:
Di Twitter, banyak juga pengguna yang membagikannya. Salah satunya berikut ini:
Gue udeh coba. Alhamdulillah beneran free & unlimited. Bagus juga sinyalnya.
Gassss...
— GOjek JAKarta (@DramaGojek) April 11, 2020
Banyak yang menanyakan, apakah informasi ini hoaks atau tidak. Salah satu pengguna Twitter menanyakan hal ini kepada akun @aduanBRTI, dan berbagi bahwa ia telah mencobanya.
Saat mencoba, ia diharuskan meneruskan pesan ini kepada sejumlah kontak di Whatsapp dan mengisi data-data pribadi seperti nomor ponsel, NIK, dan Nomor Kartu Keluarga.
@aduanBRTI selamat siang mau menanyakan sy mendapat spam chat terkait pulsa gratis yg diberikan pemerintah di link berikut https://t.co/Fp85pOzHN5. Setelah saya cek harus share sejumlah kontak di kontak Whatsapp dan diakhir dimintai data no ktp dan KK.
— tegaraprn (@tegaraprn) April 10, 2020
Direktur Jenderal Pos dan Penyelenggaraan Informatika (PPI) Kementerian Kominfo Ahmad Ramli menegaskan, informasi yang beredar mengenai hal ini tidak benar atau hoaks.
"Jangan percaya dengan viral ini karena itu adalah hoaks," kata Ahmad Ramli saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (11/4/2020).
Ia menyebutkan, pemerintah telah bekerja sama dengan operator telekomunikasi dengan memberikan layanan internet gratis melalui platform dunia pendidikan.
"Nilainya sekitar Rp 1,9 triliun per bulan," ujar dia.
Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk tidak mudah percaya terhadap hoaks semacam ini.
Ramli menambahkan, terdapat modus penipuan lain yang juga muncul, seperti pengiriman pesan penipuan agar orang masuk ke link atau mengakses hal tertentu.