Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset Terbaru National Academy of Sciences soal Penularan Virus Corona, Ini Hasilnya

Kompas.com - 03/04/2020, 19:04 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah penelitian yang dilakukan National Academy of Sciences (NAS) menunjukkan potensi virus corona dapat tersebar tidak hanya melalui bersin atau batuk, tetapi juga terlepas saat orang berbicara atau bahkan saat bernapas.

Seperti dirilis sciencemag.org, melalui penelitian ini, NAS mengungkapkan bahwa virus corona jenis baru SARS-CoV-2 dapat menyebar melalui udara, tidak hanya lewat tetesan (droplet) yang berasal dari batuk atau bersin.

"Walaupun penelitian spesifik (corona virus) saat ini terbatas, hasil penelitian yang tersedia konsisten dengan aerosolisasi virus dari pernapasan normal," kata Dr. Harvey Fineberg, Ketua Komite National Academy of Sciences, seperti dilansir dari CNN, Kamis (2/4/2020).

Baca juga: Kasus Corona Bertambah, Arab Saudi Menutup Penuh Mekkah dan Madinah

Akan tetapi, jika virus corona bisa tersebar saat mengembuskan napas, perlindungan diri menjadi lebih sulit.

Hal ini memperkuat argumen bahwa semua orang harus memakai masker di depan umum untuk mengurangi penularan virus yang tanpa disadari dari pembawa asimptomatik (tanpa gejala).

Pada awal tahun ini, sempat terjadi perdebatan  ketika para peneliti melaporkan melalui The New England Journal of Medicine bahwa SARS-CoV-2 dapat berada di tetesan aerosol (kurang dari lima mikron), selama tiga jam dan berpotensi menular.

Dalam ulasan tersebut, Fineberg dan para peneliti NAS merujuk ke penelitian lain termasuk yang baru-baru ini dirilis Joshua Santarpia dan rekan-rekannya di University of Nebraska Medical Center.

Penelitian itu menemukan bukti soal viral load di ruang isolasi pasien yang dirawat karena Covid-19.

Viral RNA muncul pada permukaan yang sulit dijangkau, serta dalam sampel udara yang berjarak lebih dari dua meter dari pasien. Kehadiran RNA menunjukkan virus dapat menyebar melalui aerosol.

Meski demikian, Santarpia dan rekannya menyimpulkan bahwa mereka tidak menemukan partikel virus yang menular.

Dengan temuan potensi baru penularan ini, Fineberg mengatakan, ia akan mengenakan masker saat berpergian.

Baca juga: Di New York, Ditemukan Banyak Pasien Berusia Muda yang Terinfeksi Virus Corona

Rekomendasi penggunaan masker di AS

Ilustrasi masker.Image by Robert Pastryk from Pixabay. Ilustrasi masker.
Anthony Fauci, anggota gugus tugas virus corona Gedung Putih, mengatakan, pihaknya masih mendiskusikan gagasan merekomendasikan penggunaan masker secara luas di AS untuk mencegah penyebaran virus corona.

Terkait hal ini, Fineberg sudah mengirimkan surat ke Gedung Putih pada 1 April 2020 sebagai tanggapan atas permintaan Kelvin Droegemeier dari Kantor Kebijakan Sains dan Teknologi di Gedung Putih.

"Surat ini menjawab pertanyaan Anda tentang kemungkinan bahwa (corona virus) dapat disebarkan melalui percakapan, selain tetesan bersin atau batuk yang diinduksi," demikian bunyi surat tersebut.

"Saat ini penelitian yang tersedia mendukung kemungkinan bahwa virus corona dapat menyebar melalui bioaerosol yang dihasilkan langsung oleh pernapasan pasien," lanjut dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ditemukan di Testis, Apa Bahaya Mikroplastik bagi Manusia?

Ditemukan di Testis, Apa Bahaya Mikroplastik bagi Manusia?

Tren
Pegi Teriak Fitnah, Ini Fakta Baru Penangkapan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

Pegi Teriak Fitnah, Ini Fakta Baru Penangkapan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

Tren
Ikang Fawzi Antre Layanan di Kantor BPJS Selama 6 Jam, BPJS Kesehatan: Terjadi Gangguan

Ikang Fawzi Antre Layanan di Kantor BPJS Selama 6 Jam, BPJS Kesehatan: Terjadi Gangguan

Tren
Beredar Isu Badai Matahari 2025 Hilangkan Akses Internet Berbulan-bulan, Ini Penjelasan Ahli

Beredar Isu Badai Matahari 2025 Hilangkan Akses Internet Berbulan-bulan, Ini Penjelasan Ahli

Tren
Mengenal Jampidsus, Unsur 'Pemberantas Korupsi' Kejagung yang Diduga Dikuntit Densus 88

Mengenal Jampidsus, Unsur "Pemberantas Korupsi" Kejagung yang Diduga Dikuntit Densus 88

Tren
Starlink dan Literasi Geospasial

Starlink dan Literasi Geospasial

Tren
Saat Pegi Berkali-kali Membantah Telah Bunuh Vina, Sebut Fitnah dan Rela Mati...

Saat Pegi Berkali-kali Membantah Telah Bunuh Vina, Sebut Fitnah dan Rela Mati...

Tren
5 Kasus Besar yang Tengah Ditangani Jampidsus di Tengah Dugaan Penguntitan Densus 88

5 Kasus Besar yang Tengah Ditangani Jampidsus di Tengah Dugaan Penguntitan Densus 88

Tren
Jarang Diketahui, Ini Potensi Manfaat Konsumsi Kunyit Putih Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Potensi Manfaat Konsumsi Kunyit Putih Setiap Hari

Tren
Benarkah Taruna TNI Harus Tetap Pakai Seragam Saat Pergi ke Mal dan Bioskop?

Benarkah Taruna TNI Harus Tetap Pakai Seragam Saat Pergi ke Mal dan Bioskop?

Tren
Muncul Pemberitahuan 'Akun Ini Tidak Diizinkan untuk Menggunakan WhatsApp', Begini Cara Mengatasinya

Muncul Pemberitahuan "Akun Ini Tidak Diizinkan untuk Menggunakan WhatsApp", Begini Cara Mengatasinya

Tren
Orang-orang Dekat Jokowi dan Prabowo yang Berpotensi Maju Pilkada 2024, Siapa Saja Mereka?

Orang-orang Dekat Jokowi dan Prabowo yang Berpotensi Maju Pilkada 2024, Siapa Saja Mereka?

Tren
Madu atau Sirup Maple, Manakah yang Lebih Menyehatkan?

Madu atau Sirup Maple, Manakah yang Lebih Menyehatkan?

Tren
Studi Buktikan Mimpi Buruk Bisa Jadi Tanda Penyakit Kronis

Studi Buktikan Mimpi Buruk Bisa Jadi Tanda Penyakit Kronis

Tren
9 Khasiat Bunga Telang untuk Kesehatan, Apa Saja?

9 Khasiat Bunga Telang untuk Kesehatan, Apa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com