Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset Terbaru National Academy of Sciences soal Penularan Virus Corona, Ini Hasilnya

Kompas.com - 03/04/2020, 19:04 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, virus menyebar dari orang ke orang dalam jarak sekitar enam kaki melalui tetesan yang dihasilkan dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi.

Fineberg membenarkan hal tersebut.

Namun, penelitian itu menunjukkan bahwa tetesan aerosol yang dihasilkan saat berbicara atau bahkan mungkin hanya saat bernapas juga dapat menyebarkan virus.

Penelitian oleh Universitas Nebraska memaparkan, bahan genetik dari virus ditemukan di kamar pasien lebih dari enam kaki jauhnya dari pasien.

Fineberg mengatakan, ada kemungkinan bahwa tetesan virus corona aerosol dapat berada di udara dan berpotensi menginfeksi seseorang yang melintas.

Namun, ia menekankan, penularan virus corona tidak seperti campak dan TBC.

Lama bertahan virus corona di udara tergantung pada beberapa faktor, di antaranya berapa banyak virus yang dikeluarkan seseorang saat bernapas atau berbicara, dan bagaimana sirkulasi di udara.

"Jika Anda menghasilkan aerosol virus tanpa sirkulasi di suatu ruangan, dapat dibayangkan bahwa jika menjalaninya nanti, Anda bisa menghirup virus," kata Fineberg.

"Tapi jika kamu di luar, angin sepoi-sepoi mungkin akan membubarkannya," kata dia.

Baca juga: Klaim Korea Utara Bebas Corona dan Keraguan untuk Memercayainya...

Penelitian lain

Penelitian lain yang dikutip panel NAS memunculkan kekhawatiran bahwa alat pelindung diri (APD) dapat menjadi sumber kontaminasi di udara.

Sementara itu, para peneliti yang dipimpin oleh Yuan Liu di Universitas Wuhan di China menemukan virus corona baru dapat disuspensikan kembali di udara ketika petugas perawatan kesehatan melepaskan APD mereka, membersihkan lantai, dan bergerak melalui area yang terinfeksi.

Secara bersama-sama, kehadiran RNA virus dalam tetesan udara dan aerosol menunjukkan kemungkinan penularan virus melalui rute ini.

"(Saya) Lega melihat aerosolisasi diterima. Jalur udara tambahan ini membantu menjelaskan mengapa penyebarannya begitu cepat,” ujar seorang ahli kimia aerosol di University of California, San Diego, Kimberly Prather.

Mengutip penelitian Nancy Leung dari University of Hong Kong, dilakukan pengumpulan tetesan pernapasan dan aerosol dari pasien dengan penyakit yang disebabkan oleh virus.

Saat pengumpulan, beberapa pasien mengenakan masker bedah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Apa Saja?

Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Apa Saja?

Tren
Air Rendaman dan Rebusan untuk Menurunkan Berat Badan, Cocok Diminum Saat Cuaca Panas

Air Rendaman dan Rebusan untuk Menurunkan Berat Badan, Cocok Diminum Saat Cuaca Panas

Tren
Prakiraan BMKG: Ini Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 27-28 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Ini Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 27-28 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Taruna TNI Harus Pakai Seragam ke Mal dan Bioskop? | Apa Tugas Densus 88?

[POPULER TREN] Taruna TNI Harus Pakai Seragam ke Mal dan Bioskop? | Apa Tugas Densus 88?

Tren
Berencana Tinggal di Bulan, Apa yang Akan Manusia Makan?

Berencana Tinggal di Bulan, Apa yang Akan Manusia Makan?

Tren
Ustaz Asal Riau Jadi Penceramah Tetap di Masjid Nabawi, Kajiannya Diikuti Ratusan Orang

Ustaz Asal Riau Jadi Penceramah Tetap di Masjid Nabawi, Kajiannya Diikuti Ratusan Orang

Tren
Gratis, Ini 3 Jenis Layanan yang Ditanggung BPJS Kesehatan Sesuai Perpres Terbaru

Gratis, Ini 3 Jenis Layanan yang Ditanggung BPJS Kesehatan Sesuai Perpres Terbaru

Tren
Respons Kemenkominfo soal Akun Media Sosial Kampus Jadi Sasaran Peretasan Judi Online

Respons Kemenkominfo soal Akun Media Sosial Kampus Jadi Sasaran Peretasan Judi Online

Tren
Ketahui, Ini 8 Suplemen yang Bisa Sebabkan Sakit Perut

Ketahui, Ini 8 Suplemen yang Bisa Sebabkan Sakit Perut

Tren
Batu Kuno Ungkap Alasan Bolos Kerja 3.200 Tahun Lalu, Istri Berdarah dan Membalsam Mayat Kerabat

Batu Kuno Ungkap Alasan Bolos Kerja 3.200 Tahun Lalu, Istri Berdarah dan Membalsam Mayat Kerabat

Tren
Ditemukan di Testis, Apa Bahaya Mikroplastik bagi Manusia?

Ditemukan di Testis, Apa Bahaya Mikroplastik bagi Manusia?

Tren
Pegi Teriak Fitnah, Ini Fakta Baru Penangkapan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

Pegi Teriak Fitnah, Ini Fakta Baru Penangkapan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

Tren
Ikang Fawzi Antre Layanan di Kantor BPJS Selama 6 Jam, BPJS Kesehatan: Terjadi Gangguan

Ikang Fawzi Antre Layanan di Kantor BPJS Selama 6 Jam, BPJS Kesehatan: Terjadi Gangguan

Tren
Beredar Isu Badai Matahari 2025 Hilangkan Akses Internet Berbulan-bulan, Ini Penjelasan Ahli

Beredar Isu Badai Matahari 2025 Hilangkan Akses Internet Berbulan-bulan, Ini Penjelasan Ahli

Tren
Mengenal Jampidsus, Unsur 'Pemberantas Korupsi' Kejagung yang Diduga Dikuntit Densus 88

Mengenal Jampidsus, Unsur "Pemberantas Korupsi" Kejagung yang Diduga Dikuntit Densus 88

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com