Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Gaya Kepemimpinan Anies dan Ahok...

Kompas.com - 01/11/2019, 18:36 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyusunan anggaran Pemprov DKI Jakarta tahun anggaran 2020 menjadi sorotan publik akhir-akhir ini. Pasalnya, ditemukan banyak kejanggalan.

Setidaknya munculnya lima anggaran fantastis, yakni anggaran influencer Rp 5 miliar, pembangunan jalur sepeda Rp 73,3 miliar, pembelian lem Aibon Rp 82,8 miliar, pembelian bolpoin Rp 124 miliar, dan pembelian komputer Rp 121 miliar.

Detail komponen anggaran yang dimasukkan ke sistem e-budgeting tersebut dinilai bukanlah anggaran yang sebenarnya.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan adanya kesalahan sistem digital yang digunakan.

Anies mengatakan, meskipun saat ini Pemprov DKI menggunakan sistem digital, pengecekannya tetap manual. Akibatnya, tingkat lolosnya anggaran yang janggal pun terbilang tinggi. Sistem itu seharusnya bisa dilakukan dengan smart system.

Terkait dengan sistem e-budgeting tersebut, mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pun angkat bicara. Ia justru menyebut Anies terlalu pintar.

"Aku sudah lupa definisi smart seperti apa karena Pak Anies terlalu oversmart," ujar Ahok saat dihubungi Kompas.com, Kamis (31/10/2019).

Ahok menjelaskan, sistem e-budgeting yang digunakan saat dia menjabat sebagai gubernur dahulu bisa mengetahui detail anggaran apa pun, seperti lem Aibon dan pulpen.

Sistem e-budgeting yang dia terapkan, lanjut Ahok, juga bisa mengetahui orang-orang yang memasukkan anggaran yang dinaikkan (mark up).

Melihat perseteruan keduanya, pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Kuskridho Ambardi mengatakan, meski Ahok tak lagi menjabat, jejaknya cukup pekat di Jakarta sehingga publik sering membandingkan Anies dan Ahok dalam memimpin Jakarta.

"Rupanya itu pula yang tampaknya mendorong Anies untuk menyalahkan Ahok. Sadar atau tidak, Anies selalu menoleh ke Ahok untuk mendongkrak persepsi publik terhadap kinerjanya," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (1/11/2019).

Menambahkan hal itu, pengamat politik dari Universitas Diponegoro (Undip) Wijayanto mengatakan, rivalitas antara Ahok dan Anies tidak dapat dipisahkan dari Pilkada Jakarta 2017.

Selain dari sisi personal, saling serang juga terjadi di antara pendukung keduanya yang juga melibatkan netizen.

Baca juga: Deretan Pernyataan Anies soal RAPBD DKI, dari Salahkan Sistem hingga Ancaman Pencopotan

Model kepemimpinan

Bahkan, sebuah riset menunjukkan, kedua kubu sama-sama menggunakan buzzer untuk saling serang satu sama lain.

"Apalagi untuk kasus Pilkada Jakarta, Anies dan Ahok tidak kembali hangat seperti Jokowi dan Prabowo," ucap Wijayanto ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (1/11/2019).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Ramai soal 'Review' Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Ramai soal "Review" Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Tren
6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

Tren
3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com