Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kongres Perempuan Indonesia I: Latar Belakang, Tujuan, dan Hasilnya

Kompas.com - 27/04/2024, 19:00 WIB
Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.comKongres Perempuan Indonesia I diselenggarakan pada 22-25 Desember 1928, di gedung Dalem Joyodipuran, Yogyakarta.

Dalam kongres pertamanya pada bulan Desember 1928, gerakan perempuan bersepakat membentuk sebuah federasi yang diberi nama Perikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia (PPPI) sebagai wadah perjuangan yang dapat memajukan perempuan Indonesia.

Kongres Perempuan Indonesia I merupakan momentum bersejarah bagi pergerakan perempuan.

Hari pertama penyelenggaraan Kongres Perempuan Indonesia I, yakni 22 Desember, kini diperingati sebagai Hari Ibu.

Berikut ini latar belakang, tokoh, dan hasil dari Kongres Perempuan Indonesia I.

Baca juga: Sejarah Hari Perempuan Internasional 8 Maret

Latar belakang Kongres Perempuan Indonesia I

Sebelum penyelenggaraan Kongres Perempuan Indonesia I pada Desember 1928, para perempuan terpelajar yang aktif dalam pergerakan, umumnya tergabung dalam organisasi-organisasi pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes, Jong Islamieten Bond, dan lain-lain.

Diilhami oleh gagasan kedudukan perempuan dalam masyarakat Indonesia yang disampaikan oleh Bahder Djohan dalam Kongres Pemuda I pada 1926, para perempuan mulai memperjuangkan emansipasinya, terutama di bidang politik dan pendidikan.

Setelah Kongres Pemuda II yang digelar pada Oktober 1928, pengaruh kebangsaan semakin berkobar dalam pergerakan perempuan.

Peristiwa penting pada kongres tersebut adalah terbentuknya Sumpah Pemuda, yakni ikrar yang mengobarkan semangat persatuan dan kesatuan di antara pemuda Indonesia.

Atas dasar persatuan dan kebangsaan, organisasi-organisasi perempuan sepakat mengadakan kongres.

Baca juga: Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan dari Jepara

Siapa saja yang terlibat dalam Kongres Perempuan I?

Sebelum menyelenggarakan Kongres Perempuan Indonesia I, dibentuk komite yang terdiri dari perwakilan dari organisasi-organisasi perempuan, di antaranya:

  • Ismudiyati (Wanita Utama)
  • Sunaryati (Putri Indonesia)
  • Sukaptinah (JIB)
  • Nyi Hajar Dewantara (Taman Siswa)
  • RA Soekonto (Wanita Utama)
  • Siti Muji’ah (Aisiyah)
  • RA Hardjodiningrat (Wanita Katolik)
  • Suyatien (Putri Indonesia)
  • Siti Hayinah (Aisiyah)
  • B Murjati (Jong Java)

Setelah persiapan selesai, diselenggarakan Kongres Perempuan Indonesia I yang digagas oleh tujuh organisasi perempuan, yang diketuai oleh RA Soekonto.

Tujuan Kongres Perempuan Indonesia I adalah untuk menyatukan seluruh organisasi perempuan saat itu di dalam suatu badan federasi tanpa memandang latar belakang agama, politik, dan kedudukan sosial dalam masyarakat.

Baca juga: Siapa Penggagas Kongres Perempuan Indonesia?

Kongres Perempuan Indonesia I dihadiri sekitar 1.000 orang, yang terdiri dari 30 organisasi perempuan dari Jawa dan Sumatera, serta perwakilan dari organisasi laki-laki, seperti Budi Utomo, Partai Nasional Indonesia (PNI), Pemuda Indonesia, Partai Sarekat Islam, Walfadjri, Jong Java, Jong Madura, Muhammadiyah, dan Jong Islaminten Bond.

Hasil Kongres Perempuan Indonesia I

Hal utama yang dibahas dalam kongres adalah tentang pendidikan, perkawinan, dan perlindungan perempuan dan anak-anak.

Berikut ini hasil Kongres Perempuan Indonesia I.

  • Mendirikan Perikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia (PPPI)
  • Menerbitkan surat kabar yang redaksinya dipercayakan kepada pengurus PPPI
  • Mendirikan studifonds yang akan menolong gadis-gadis tidak mampu
  • Memperkuat pendidikan kepanduan putri
  • Mencegah perkawinan anak-anak
  • Mengirimkan mosi kepada pemerintah agar secepatnya diadakan fonds bagi janda dan anak-anak, tunjangan bersifat pensiun (onderstand) jangan dicabut, dan sekolah-sekolah putri diperbanyak.
  • Mengirimkan mosi kepada Raad Agana agar tiap talak dikutkan secara tertulis sesuai dengan peraturan agama

 

Referensi:

  • Blackburn, Susan. (2007). Kongres Perempuan Pertama: Tinjauan Ulang. (Koesalah Soebagyo Toer, Terjemahan). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan KITLV-Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com