Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Bandar Seri Begawan Menjadi Ibu Kota Brunei Darussalam

Kompas.com - 17/03/2024, 16:00 WIB
Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Brunei Darussalam merupakan negara monarki absolut di kawasan Asia Tenggara, yang terletak dekat dengan Indonesia, yaitu di bagian utara Pulau Kalimantan.

Brunei Darussalam dikenal sebagai salah satu negara dengan luas wilayah yang relatif kecil, yakni 5.765 km², hanya sekitar 1 persen dari total wilayah Kalimantan.

Meskipun ukurannya kecil, Brunei memiliki kekayaan alam yang melimpah, termasuk sumber daya minyak dan gas alam yang menjadi sumber utama pendapatan negara.

Nama ibu kota negara Brunei Darussalam adalah Bandar Seri Begawan.

Bagaimana sejarah Brunei Darussalam menetapkan Bandar Seri Begawan sebagai pusat pemerintahannya?

Baca juga: Sejarah Islam di Brunei Darussalam

Bandar Seri Begawan, ibu kota Brunei sejak 1920

Bandar Seri Begawan terletak di tepi utara Sungai Brunei dan meliputi area seluas 100,36 km².

Menengok kembali sejarahnya, Bandar Seri Begawan berkembang menjadi wilayah yang padat penduduk pada masa pemerintahan Kerajaan Brunei (abad ke-15 hingga ke-17).

Pada masa itu pula, Bandar Seri Begawan menggantikan Kampong Ayer sebagai pusat administrasi kesultanan.

Namun, ketika bangsa Eropa mulai berdatangan, populasi Bandar Seri Begawan sempat menurun.

Sejak 1888, Brunei menjadi protektorat Inggris dan baru pada awal abad ke-20, pembangunan dan investasi di Bandar Seri Begawan dimulai kembali.

Bandar Seri Begawan ditetapkan sebagai pusat pemerintahan atau ibu kota Brunei Darussalam sejak tahun 1920, di masa Sultan Muhammad Jamalul Alam II.

Saat itu, nama ibu kota Brunei ini masih Brunei Town (Kota Brunei).

Baca juga: Daftar Suku Bangsa di Brunei Darussalam

Perubahan nama Brunei Town menjadi Bandar Seri Begawan terjadi pada 5 Oktober 1970, di masa Sultan Hassanal Bolkiah, Sultan Brunei ke-29 yang menjabat sejak 1967 sampai saat ini.

Sultan Hassanal Bolkiah mengubah nama ibu kota negaranya sebagai penghormatan untuk sang ayah, Omar Ali Saifuddin III, Sultan Brunei ke-28 yang memerintah antara 1950 hingga 1967.

Begawan adalah gelar Omar Ali Saifuddien II setelah ia turun takhta pada 1967 untuk selanjutnya menjabat Menteri Pertahanan Brunei.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com