Sejarah Pemindahan Ibu Kota Brasil dari Rio de Janeiro ke Brasilia

KOMPAS.com - Rio de Janeiro adalah salah satu kota di Brasil, yang menjadi ibu kota negara bagian Rio de Janeiro.

Rio de Janeiro memiliki luas sebesar 1.256 kilometer persegi dan dihuni oleh sekitar 6.150.000 jiwa.

Sejak 1763, Rio de Janeiro menjadi ibu kota Brasil. Namun, pada 1960, ibu kota negara ini dipindahkan ke Brasilia.

Lantas, bagaimana sejarah pemindahan ibu kota Brasil dari Rio de Janeiro ke Brasilia?

Baca juga: Afrika Selatan, Negara yang Mempunyai 3 Ibu Kota

Sejarah pemindahan ibu kota Brasil

Brasil merupakan negara pertama di Amerika Latin yang memindahkan ibu kotanya pada 1960.

Sejarah pemindahan ibu kota Brasil dari Rio de Janeiro ke Brasilia tidak lepas dari peranan Presiden Juscelino Kubitschek de Oliveira, yang menjabat sejak 1956-1961.

Dari awal masa kepemimpinannya, Juscelino memiliki ambisi untuk memodernisasi negara yang mencitrakan stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Juscelino memiliki motto yang berbunyi "Fifty Years in Five", yang berarti percepatan pembangunan untuk 50 tahun yang harus diselesaikan dalam lima tahun.

Atas dasar inilah, Juscelino mempercepat industrialisasi dan pembangunan infrastruktur besar-besaran, yang kemudian menyinggung ke wacana pembangunan ibu kota negara baru sebagai pengganti Rio de Janeiro.

Rio de Janeiro diketahui sudah menjadi ibu kota Brasil selama ratusan tahun. Akibatnya, kondisi di kota ini sudah terlalu penuh oleh penduduk.

Baca juga: Mengapa Ibu Kota Indonesia Pernah Dipindah dari Jakarta ke Yogyakarta?

Setiap hari kemacetan terus terjadi, sehingga pembangunan sudah tidak bisa lagi dilakukan karena minimnya lahan.

Selain itu, ketimpangan sosial dan ekonomi juga membesar, tidak hanya di dalam kota, tetapi juga di Rio dan daerah lain.

Dengan kondisi seperti ini, maka rencana pemindahan ibu kota dianggap sebagai jalan terbaik untuk mengurangi permasalahan yang pelik di Rio dan Brasil secara umum.

Hal inilah yang menjadi alasan ibu kota Brasil dipindah. Pemerintah Brasil menginginkan lokasi ibu kota yang secara geografis berada di tengah-tengah negara, bukan di tenggara.

Hal ini dilakukan karena pemerintah percaya bahwa lokasi seperti itu dapat merangsang pertumbuhan ekonomi.