Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Pembebasan Baitul Maqdis oleh Umar bin Khattab

Kompas.com - 12/03/2024, 09:00 WIB
Ini Tanjung Tani,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Baitul Maqdis merupakan istilah yang umumnya digunakan untuk merujuk pada Masjid Al-Aqsa dan Kota Yerusalem.

Meski sejumlah ulama berbeda pendapat terkait batas-batas Baitul Maqdis, kawasan ini merupakan tempat yang dianggap suci oleh tiga agama samawi, yaitu Islam, Kristen dan Yahudi.

Sebelum masuk dalam wilayah Palestina, Baitul Maqdis merupakan bagian dari negeri Syam, yang dihuni oleh umat beragama yang berbeda.

Pada awal penyebaran Islam, Baitul Maqdis berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium).

Baitul Maqdis di Palestina berhasil dibebaskan oleh Amirul Mukminin Umar bin Khattab Ra dari tangan Romawi pada tahun 16 Hijriah atau 637 Masehi.

Berikut ini sejarah pembebasan Baitul Maqdis oleh Khalifah Umar bin Khattab.

Baca juga: Kenapa Kiblat Dipindahkan dari Masjid Al-Aqsa ke Masjidil Haram?

Diawali penaklukan Damaskus

Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab (634-644), pengaruh Islam berhasil diperluas ke utara.

Perluasan wilayah bahkan mencapai Damaskus, ibu kota negara Suriah saat ini, dan Baitul Maqdis, yang saat itu masih berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Bizantium.

Apabila membuka sejarahnya, peperangan antara tentara Bizantium dengan pasukan Islam sudah dimulai sejak Nabi Muhammad masih hidup.

Sebelum membebaskan Baitul Maqdis, pada tahun 636, pasukan Islam di bawah pimpinan Khalid bin Walid melakukan pertempuran ke wilayah kekuasaan Kekaisaran Bizantium dan membuat Kota Damaskus takluk.

Saat Kota Damaskus ditaklukkan, Khalifah Umar memberikan jaminan kepada para penduduknya berupa harta dan tempat ibadah dengan syarat mereka harus membayar upeti.

Setelah penaklukan Damaskus, perluasan wilayah dilanjutkan pada tahun 637 ke Baitul Maqdis.

Baca juga: Kenapa Umar bin Khattab Ditakuti?

Baitul Maqdis dibebaskan oleh Umar

Penaklukan Baitul Maqdis dimulai dengan pengepungan Yerusalem yang dilakukan oleh Khalid bin Walid bersama pasukannya.

Saat itu, ada Patriark Sophronius dan tentara Romawi yang berkuasa di Yerusalem.

Ketika tentara Romawi melarikan diri ke Mesir, Patriark Sophronius sebagai petinggi umat Kristiani, berkata kepada Khalid bin Walid, Amru bin Ash, dan Abu Ubaidah, mengatakan dirinya mau berdamai, tetapi hanya jika Khalifah Umar datang langsung ke Yerusalem.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com