KOMPAS.com - Museum Simalungun berlokasi di Jalan Sudirman Nomor 20, Kelurahan Proklamasi, Kecamatan Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.
Museum daerah yang dibangun atas prakarsa raja-raja Simalungun ini ternyata sudah berdiri sejak zaman penjajahan Belanda.
Berikut ini sejarah Museum Simalungun di Pematangsiantar.
Baca juga: Sejarah Museum Pos Indonesia di Bandung
Melansir laman Asosiasi Museum Indonesia, Museum Simalungun didirikan berdasarkan keputusan pertemuan Harungguan yang diadakan pada 14 Januari 1937.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh tujuh raja Simalungun, kepala distrik, Tungkat, tokoh masyarakat, dan tokoh pemerintahan.
Tujuan pembangunan Museum Simalungun adalah untuk melestarikan budaya Batak Simalungun.
Pembangunan museum dimulai pada 10 April 1939 dan selesai pada Desember 1939.
Dalam proses pembangunannya, pemerintah kolonial Belanda memberikan bantuan dana sebesar 1.600 Gulden.
Museum akhirnya diresmikan dan dibuka untuk umum pada 30 April 1940, dengan nama Rumah Pusaka Simalungun.
Koleksi Rumah Pusaka Simalungun terdiri dari benda-benda budaya, adat, kesenian, dan artefak-artefak kuno lainnya yang bernilai sejarah.
Baca juga: Sejarah Museum Tsunami Aceh, Dirancang oleh Ridwan Kamil
Pada perkembangannya, Rumah Pusaka Simalungun berubah nama menjadi Museum Simalungun dan dikelola oleh Yayasan Museum Simalungun yang didirikan pada 27 September 1954.
Bangunan Museum Simalungun merupakan rumah adat Simalungun yang terbuat dari kayu.
Pada 1968, museum ini mengalami perluasan. Kemudian pada 1982, dilakukan pergantian penyangga bangunan dari yang semula kayu menjadi beton.
Museum Simalungun menawarkan wisata edukasi yang menyajikan 975 koleksi tentang seluk beluk budaya Simalungun.
Di museum ini, pengunjung dapat menemukan beragam benda peninggalan sejarah dari zaman kerajaan, mulai dari senjata, pakaian adat, dan masih banyak lainnya.
Baca juga: Sejarah Museum Lambung Mangkurat dan Koleksinya
Koleksi utama museum ini terbagi atas enam jenis, yaitu:
Mayoritas koleksi di Museum Simalungun adalah benda pusaka yang disimpan para raja dan beberapa sumbangan tokoh dari masyarakat adat setempat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.