Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Sukiman, Perdana Menteri Ke-6 Indonesia

Kompas.com - 07/02/2024, 08:00 WIB
Endang Mulyani,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.COM - Sukiman Wirjosandjojo adalah perdana menteri ke-6 Indonesia dan dikenal sebagai ketua Kabinet Sukiman-Suwiryo pada masa Orde Lama.

Kabinet Sukiman merupakan kabinet kedua setelah pembubaran Negara Republik Indonesia Serikat (RIS).

Kabinet Sukiman hanya menjalankan masa baktinya selama lebih kurang satu tahun.

Oleh karena itu, Kabinet Sukiman kurang dikenal secara luas meskipun tergolong kabinet besar.

Kabinet Sukiman mampu bersanding dengan PNI ketika masa demokrasi liberal, yakni pada tahun 1950-an.

Sebelum ditunjuk sebagai perdana menteri dan ketua Kabinet Sukiman-Suwiryo, Sukiman memiliki sepak terjang yang baik dalam kariernya sebagai dokter dan politikus.

Berikut ini biografi Sukiman Wirjosandjojo atau ditulis menjadi Sukiman Wiryosanjoyo dalam ejaan baru.

Latar belakang keluarga

Sukiman merupakan anak yang bungsu dari empat bersaudara putra dari Wiryosanjoyo.

Ia lahir di Kampung Beton, Solo, pada 19 Juli 1898. Kampung halamannya terletak kira-kira sejauh 200 meter dari Bengawan Solo.

Di kampung inilah, Sukiman menghabiskan masa kecilnya.

Baca juga: Kabinet Sukiman-Suwiryo: Susunan, Program Kerja, dan Pergantian

Ia mempunyai tiga kakak, yakni Ny. Kartoyo, Ny. Wiyoso, dan Satiman.

Ibunya merupakan seorang pendakwah yang aktif dalam menyampaikan kajian ataupun ceramah.

Sementara itu, ayahnya memiliki usaha yang bergerak dalam bidang penyediaan bahan pangan, seperti beras dll.

Kedudukan keluarga Wiryosanjoyo dikenal cukup terpandang, sehingga dihormati dan disegani oleh masyarakat.

Pendidikan Sukiman

Ketika masih kecil, ia mendapat pengajaran agama dari kedua orangtuanya.

Bermula dari persahabatan ayahnya, Wiryosanjoyo, dengan Van Der Wal, seorang pensiunan tentara Belanda, Sukiman pun mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan modern yang dibawa bangsa Barat.

Pada awalnya, sang kakak, Satiman, yang disekolahkan di sekolah modern. Setelah itu, sang ayah juga menyekolahkan Sukiman di sekolah Belanda.

Mereka bersekolah Europese Lagere School (ELS) di Boyolali.

Sukiman diserahkan kepada Van Der Wal untuk dijadikan angkat dan dididik olehnya.

Setelah itu, dengan bermodal beasiswa dari Pemerintah Hindia Belanda, Sukiman melanjutkan studinya ke Sekolah Pendidikan Dokter Bumiputera atau School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) di Jakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Stori
Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com