Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah dan Asal Mula Golput di Indonesia

Kompas.com - 15/01/2024, 19:07 WIB
Endang Mulyani,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.COM - Dalam setiap perhelatan pemilihan umum (Pemilu) di Indonesia, kita sering kali mendengar istilah golput.

Golput atau golongan putih adalah istilah yang kerap digunakan untuk menyebut orang-orang dengan pilihan tidak memilih atau abstain dalam Pemilu.

Dalam gerakan golput, masyarakat dibebaskan memilih apa pun sesuai yang diinginkan, termasuk untuk tidak memilih sekalipun.

Namun, perlu diketahui, golput pada awalnya merupakan gerakan perlawanan, bukan sekadar tidak memilih dalam Pemilu karena alasan malas atau bersikap apatis.

Istilah golput di Indonesia mulai dikenal sejak Pemilu 1971, tepatnya pada masa Orde Baru.

Bagaimana sejarah dan asal mula golput di Indonesia?

Baca juga: Serangan Fajar, Politik Uang Jelang Pemilu

Golput pertama di Indonesia

Golput berawal dari gerakan protes mahasiswa dan pemuda menjelang Pemilu 1971.

Gerakan golput lahir karena rasa kecewa para mahasiswa lantaran Golkar dan pemerintah dianggap telah melakukan kecurangan menjelang Pemilu 1971, seperti menyebabkan perpecahan partai dan menakut-nakuti masyarakat.

Golput menjadi gerakan perlawanan terhadap pemerintah Orde Baru pimpinan Soeharto yang dinilai menyelenggarakan Pemilu dengan tidak demokratis. 

Kata putih melambangkan sikap memilih warna putih pada surat suara atau di luar pilihan warna kuning (Golkar) atau warna-warna partai lainnya.

Sementara itu, kata golongan dalam istilah golput, menunjukkan perlawanan terhadap Golongan Karya (Golkar) yang merupakan partai peserta pemilu dengan status quo otoritarian.

Pemilu 1971 yang digelar pada 5 Juli 1971, diikuti 10 partai. Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan dengan Pemilu 1955 yang diikuti 172 partai politik.

Sebab, sejumlah partai politik, seperti Partai Komunis Indonesia (PKI), Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi), dan Partai Sosialis Indonesia (PSI), telah dibubarkan Orde Baru.

Sesuai kecurigaan para mahasiswa dan pemuda yang menggerakkan kampanye golput, Golkar benar-benar menang telak dalam Pemilu 1971 dengan meraih  63,8 % suara pemilih.

Golkar kemudian mendapatkan 236 kursi di DPR, diikuti Nahdlatul Ulama 1971 yang menempati urutan kedua dengan hanya meraih 58 kursi.

Baca juga: Jejak Perjalanan Pemilu di Indonesia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com