Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Organisasi Pemuda yang Muncul Sebelum Sumpah Pemuda

Kompas.com - 09/01/2024, 10:00 WIB
Endang Mulyani,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.COM - Pada 20 Mei 1908, di gedung Sekolah Dokter Jawa (STOVIA), Soetomo dan kawan-kawannya membentuk organisasi Budi Utomo yang menandai munculnya gerakan nasional kontemporer pertama dengan didorong semangat nasionalisme nan kuat.

Pada tanggal 28 Oktober 1928, rasa nasionalisme kembali berkobar dengan diikrarkannya Sumpah Pemuda.

Baca juga: Mengapa Belanda Mendirikan STOVIA pada Awal Abad ke-20?

Lewat Sumpah Pemuda, semua individu muda bertekad melepaskan sentimen etnosentris dan bersatu dalam sebuah persatuan inklusif yang tidak dibentengi oleh faktor-faktor seperti etnisitas, agama, atau pengelompokan tertentu.

Sebelum diikrarkannya Sumpah Pemuda, telah muncul berbagai organisasi pemuda di Indonesia.

Organisasi pemuda yang muncul sebelum Sumpah Pemuda, di antaranya:

  1. Tri Koro Dharmo
  2. Jong Sumatranen Bond
  3. Jong Ambon
  4. Jong Minahasa
  5. Jong Celebes
  6. Jong Batak
  7. Jong Islamieten Bond

Tri Koro Dharmo

Salah satu kelompok pemuda Budi Utomo adalah Tri Koro Dharmo.

Para pemuda Budi Utomo merasa tidak puas dengan kebijakan konservatif dan kurangnya fleksibilitas yang ditunjukkan pemerintah kolonial Belanda. Kekecewaan ini lantas mendorong terbentuknya Tri Koro Dharmo.

Baca juga: Tujuan Berdirinya Tri Koro Dharmo

Tri Koro Dharmo dibentuk pada 7 Maret 1915 dengan tujuan menciptakan sebuah organisasi pemuda yang akan memupuk patriotisme dan menghasilkan pemimpin-pemimpin nasional di masa depan.

Organisasi ini diketuai oleh Satiman Wirjosandjojo. Selain itu, ada Soenardi (Mr. Wongsonegoro) yang menjadi wakil ketua dan sejumlah tokoh pemuda lainnya sebagai pengurus, seperti Abdul Rachman, Musodo, dan Muslich.

Dengan bantuan Tri Koro Dharmo, para siswa pribumi dari berbagai sekolah di wilayah Indonesia dapat terhubung satu sama lain.

Hal ini membantu mereka mempelajari hal-hal baru, mengembangkan minat, dan memperkuat pemahaman tentang bahasa serta budaya.

Tri Koro Dharmo menyelenggarakan Kongres di Solo pada 12 Juni 1918.

Dua keputusan diambil dalam kongres itu, yakni mengenai nama organisasi dan cakupan keanggotaan serta aturan kepengurusan.

Setelah banyak kritik karena dianggap terlalu Jawasentris, nama Tri Koro Dharmo diubah menjadi Jong Java.

Perubahan nama itu dimaksudkan agar para pemuda dari Sunda, Madura, Bali, dan Lombok dapat bergabung dengan organisasi ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com