Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Penggunaan Bom Fosfor Putih Termasuk Kejahatan Perang?

Kompas.com - 31/10/2023, 18:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - White phosphorus bomb atau bom fosfor putih adalah bom dengan bahan peledak berupa fosfor putih.

Dalam perang, fosfor putih bisa ditemukan dalam peluru artileri, granat, bom, dan roket.

Senjata dengan bahan fosfor putih dapat digunakan untuk menciptakan tabir asap, menerangi medan perang, senjata pembakar, dan menyingkirkan sistem pelacakan senjata.

Bom fosfor putih telah digunakan sebagai salah satu senjata dalam perang sejak lebih dari satu abad lalu.

Mengutip situs resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), fosfor putih dapat menimbulkan dampak yang sangat mengerikan bagi manusia.

Kendati demikian, penggunaan amunisi dengan fosfor putih dalam perang tidak selalu dilarang atau pun masuk kategori kejahatan perang.

Baca juga: Sejarah Penggunaan Bom Fosfor Putih dalam Perang

Cara kerja dan dampak bom fosfor putih dalam perang

Ketika fosfor putih terbakar, akan menghasilkan awan fosfor pentoksida putih yang cukup pekat hingga mengaburkan pandangan.

Cara itulah yang biasanya digunakan tank di medan perang untuk menghasilkan tabir asap di sekelilingnya, sehingga keberadaannya tidak diketahui lawan.

Selain menghasilkan asap tebal, fosfor putih juga menghasilkan cahaya dan panas yang sangat tinggi, serta dapat mengganggu optik inframerah dan sistem pelacakan senjata, sehingga melindungi pasukan militer dari senjata berpemandu seperti rudal anti-tank.

Saat senjata dengan fosfor putih diledakkan di darat, zona bahaya menjadi lebih terkonsentrasi dan tabir asapnya bertahan lebih lama.

Sedangkan saat diledakkan di udara, efek fosfor putih dapat mencakup area lebih luas dan lebih berisiko mengenai warga sipil.

Baca juga: Penggunaan Senjata Kimia pada Perang Dunia I

Melansir laman resmi WHO, fosfor putih sangat mudah terbakar saat terkena oksigen dan dapat menimbulkan dampak yang sangat mengerikan bagi manusia.

Penulis The Shocking History of Phosphorus, John Emsley mengatakan bahwa seruan untuk melarang penggunaan fosfor putih sebenarnya dimulai setelah Perang Dunia I (1914-1918).

Pasalnya, apabila menempel pada permukaan kulit dan pakaian, fosfor putih dapat menyebabkan luka bakar yang dalam, bahkan menembus tulang.

Sekalinya menempel, efek merusak fosfor putih sangat sulit dihentikan dan akan terus terbakar hingga teroksidasi sepenuhnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com