DUA ribu lima ratus tahun yang lalu, di Republik Romawi kuno (SPQR: Senatus Populusque Romanus) terjadi dinamika aliansi dan kompetisi politik. Kisah sekutu dan seteru antara Julius Cesar, Marcus Crassus, dan Gnaeus Pompeius sungguh tragis.
Julius Cesar merayap kariernya dari prajurit biasa centurion menjadi jendral yang disebut legatus. Cesar bersekutu dengan orang kaya yang menyediakan dana dan pengaruh, yaitu Marcus Crassus.
Dua persekutuan itu cukup meyakinkan pada awalnya, namun akhirnya juga berkembang menjadi permusuhan dan saling melenyapkan. Bersepakat dalam mencapai tujuan yang sama, namun berpisah dan bertikai ketika berbeda.
Waktu itu, zaman dua ribu lima ratus tahun yang lalu, etika sosial dan politik masih belantara. Tidak ada media, tidak ada hukum internasional, yang ada hanya sistem republik di Romawi. Itu sudah prestasi kota luar biasa bagi manusia.
Sementara bagian dunia lain masih berbentuk kerajaan-kerajaan absolut, kesukuan, masyarakat nomaden, bagian dunia lain masih hidup di hutan-hutan dan berburu.
Romawi sudah membentuk republik, di mana kuasa dan otoritas diatur antara senat, warga (cives), konsul (administrasi tertinggi), dan jendral (legatus).
Julius Cesar mempunyai karier dalam militer yang brilian dan menguasai segala medan perang.
Dalam pengalaman tempurnya, Cesar berperan dalam menundukkan pemberontakan budak Spartacus, dan puncak kariernya adalah memimpin invasi Gaul (Perancis), dan perang-perang lain.
Popularitas Julius Cesar di mata warga (cives Romani) terus naik tak tertandingi. Cesar telah meluaskan daerah koloni di luar Romawi, merekrut lebih banyak lagi tentara (legion) untuk menunjukkan kuasa Romawi di wilayah-wilayah tetangga.
Legatus Cesar dan konglomerat Crassus bersatu. Saling bekerjasama. Crassus menguasai senat dengan pengaruhnya.
Senat terdiri dari orang-orang kaya dan darah biru di Romawi, mereka mendukung program militer Cesar dengan pengaruh Crassus.
Ada satu lagi Legatus, yaitu Gneaus Pompeius yang juga berpengalaman dalam perang dan penaklukan, sepadan dengan Julius Cesar.
Pompeius dan Cesar juga akhirnya bersatu, terutama ketika putri satu-satunya Cesar, bernama Julia, menikah dengan Pompeius. Cesar sibuk menaklukkan Gaul, sementara Pompeius bersama Crassus mengatur politik Republik Roma.
Tiga orang berpengaruh di Romawi berkoalisi: Cesar, Crassus, dan Pompeius. Tiga orang itu dikenal dengan istilah triumvirate.
Dari segi pendanaan semua program jelas di tangan Crassus. Dari segi popularitas dan pengaruh di mata cives diatasi oleh Cesar. Dan Pompeius berperan dalam mengamankan senat dan legionnya sendiri tidak berulah.