Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proses Upacara Adat Nyangku

Kompas.com - 11/10/2023, 15:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Salah satu warisan budaya tak benda di tingkat nasional yang berasal dari Kabupaten Ciamis adalah Upacara Adat Nyangku.

Upacara Adat Nyangku adalah rangkaian prosesi adat penyucian benda-benda pusaka peninggalan Prabu Sanghyang Borosngora dan para raja sekaligus Bupati Panjalu di Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Adapun benda-benda pusaka yang disucikan adalah Pedang Zulfikar, Cis, Keris Komando, Keris, Pancaworo, Bangreng (senjata perang zaman dulu), gong kecil, Kujang, Trisula, dan beberapa pusaka lain yang tersimpan di Pasucian "Bumi Alit".

Baca juga: Tradisi Labuhan Merapi, Upacara Adat Sejak Era Kerajaan Mataram Islam

Proses kegiatan Nyangku 

Nyangku adalah upacara ritual sebagai peninggalan sekaligus penghormatan terhadap para leluhur.

Dalam melaksanakan Nyangku, ada beberapa kegiatan yang dilakukan, salah satunya adalah membersihkan atau memandikan benda-benda pusaka.

Air untuk membersihkan benda-benda keramat itu juga bukan air sembarangan, melainkan air yang berasal dari 9 mata air yang dikeramatkan.

Seluruh mata air itu ada di Panjalu dan dikabarkan menjadi tempat tinggal para leluhur zaman dulu.

Sembilan mata air itu berasal dari:

  1. Situ Lengkong
  2. Cipanjalu
  3. Kapunduhan
  4. Gunung Syawal
  5. Kubang Kelong
  6. Pasanggrahan
  7. Kulah Bongbang Kancana
  8. gunung Bitung
  9. Ciomas

Setelah diambil, air-air dari sembilan tempat itu dimasukkan ke dalam sebuah wadah yang terbuat dari bambu bernama kele. 

Biasanya, upacara adat Nyangku dilaksanakan pada bulan Rabiul Awwal pada minggu terakhir yang dilaksanakan hari Senin atau Kamis.

Pada zaman dulu, upacara adat Nyangku dijadikan sebagai sebuah misi yang suci.

Sebab, upacara Nyangku ini menjadi salah satu media atau cara untuk menyebarkan agama Islam kepada rakyat di Panjalu.

Baca juga: Tradisi Tiban, Ritual Menurunkan Hujan

Pelaksanaan 

Saat ini, upacara adat Nyangku diadakan oleh Yayasan Borosngora yang juga didukung oleh sesepuh Panjalu, Pemerintah Desa Panjalu, para tokoh masyarakat, juru kunci makam keramat, keturunan Raja Panjalu, dan pihak terkait lainnya.

Adapun tata cara pelaksanaan upacara adat Nyangku adalah:

  • Mengambil air suci dari sembilan mata air yang kemudian disimpan oleh para santri selama 40 hari hingga hari pelaksanaan upacara Nyangku tiba.
  • Penyerahan tirta kahuripan dari sesepuh adat pengambil air kepada Ketua Yayasan Borosngora sebagai penanggung jawab pelaksanaan upacara adat Nyangku.
  • Disiapkan tujuh macam sesaji dengan tujuh macam minuman.
  • Pengajian dan pembacaan sholawat nabi.
  • Benda-benda pusaka dikirab menuju ke Pulau Nusa Gede di Situ Lengkong.
  • Benda pusaka dibersihkan dengan air dan jeruk nipis.
  • Pengolesan minyak kelapa yang dibuat khusus pada benda-benda pusaka yang sudah dibersihkan.
  • Benda-benda pusaka kembali dibungkus dengan lilitan janur dan tujuh lapis kain putih, lalu diikat dengan memakai tali dari benang boeh.
  • Benda-benda pusaka yang sudah dibungkus dikeringkan dengan asap kemenyan.
  • Benda pusaka kembali diarak untuk disimpan kembali di Pasucian "Bumi Alit".

 

Referensi: 

  • Barega, Voka Panthara. Diki Kristayadi. dkk. (2021). Mozaik Sejarah Lokal Nusantara: Kumpulan Naskah Sejarah Populer. Kalimantan Barat: Majalah Riwajat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com