Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Unik Penemuan Prasasti Kebon Kopi 1

Kompas.com - 21/09/2023, 18:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Prasasti Kebon Kopi I juga dikenal sebagai Prasasti Tapak Gajah agar mudah dibedakan dengan Prasasti Kebon Kopi II.

Prasasti ini merupakan peninggalan dari masa Kerajaan Tarumanegara yang berlangsung antara abad ke-4 hingga ke-7 Masehi.

Apa saja keunikan dari Prasasti Kebon Kopi I?

Jejak kaki gajah

Salah satu fitur unik dari Prasasti Kebon Kopi adalah adanya pahatan menyerupai jejak kaki gajah di atasnya.

Pahatan jejak kaki gajah ini diyakini sebagai representasi dari kendaraan Raja Purnawarman yang dianggap sebagai wahana Dewa Indra.

Adapun Dewa Indra sering digambarkan sebagai gajah Airawata.

Prasasti Kebon Kopi I diukir pada sebuah batu datar yang terbuat dari andesit berwarna coklat dengan ukuran yang cukup besar, yaitu lebar 104 cm, panjang 164 cm, dan tinggi sekitar 69 cm.

Permukaan batu ini memiliki sepasang pahatan jejak kaki gajah yang memagari tulisan dalam bahasa Sanskerta dengan aksara Pallawa.

Prasasti Kebon Kopi ditulis dalam bahasa Sanskerta dengan menggunakan aksara Pallawa dan diatur dalam bentuk seloka dengan pahatan jejak kaki gajah yang mengapitnya.

Teks yang tertulis adalah "jayavisalasya Tarumendrasya hastinah. Airwayatachasya vibhatidam, padadvayam" yang berarti "di sini terlihat gambar sepasang jejak kaki seperti Airawata, gajah penguasa Taruma yang agung dalam kejayaannya".

Lokasi penemuan

Penemuan Prasasti Kebon Kopi kali pertama terjadi di sekitar Kampung Muara, tepatnya di wilayah Desa Ciaruteun Ilir, Cibungbulang, Kabupaten Bogor, pada 1863.

Baca juga: Kehidupan Politik Kerajaan Tarumanegara

Sejarah Prasasti Kebon Kopi I menjadi menarik karena penemuan awalnya pada tahun 1863 oleh Jonathan Rig, seorang pemilik perkebunan kopi di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Bogor.

Prasasti ini ditemukan ketika hutan ditebang untuk perkebunan kopi oleh Jonathan Rig.

Jonathan Rig melaporkan penemuannya kepada Museum Nasional Indonesia, yang pada waktu itu dikenal sebagai Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen di Batavia.

Peninggalan sejarah ini kemudian diberi nama Prasasti Kebon Kopi karena ditemukan di area yang rencananya diubah menjadi perkebunan kopi oleh para penebang hutan.

 Baca juga: Kehidupan Ekonomi Kerajaan Tarumanegara

Tempat penemuan prasasti ini merupakan pertemuan tiga sungai, yaitu Sungai Cianten di sebelah barat, Sungai Ciaruteun di selatan, Sungai Cisadane di timur, dan muara Sungai Cisadane yang berhubungan dengan Sungai Cianten di utara.

Adapun, Prasasti Kebon Kopi I saat ini dapat dilihat di Museum Sejarah Jakarta.

 

Referensi:

  • Juliadi, J., Prasetyo ST, H., Fajrian SS, R., & Satya Burnama, F. (2022). Tapak Sang Raja dari Tarumanegara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com