KOMPAS.com - Aswaja adalah singkatan dari Ahlus Sunnah wal Jama'ah.
Aswaja dapat diartikan sebagai komunitas orang-orang yang selalu berpedoman pada sunah Nabi Muhammad dan jalan para sahabat, baik dilihat dari aspek akidah, agama, amal lahiriyah, atau akhlak hati.
Bagaimana sejarah munculnya Aswaja?
Baca juga: Perang Saudara Islam I: Penyebab, Jalannya Pertempuran, dan Akhir
Melansir NU Online, munculnya Aswaja merupakan respons atas kelompok-kelompok ekstrem dalam memahami dalil-dalil agama Islam.
Kelompok-kelompok ekstrem ini lahir akibat perpecaham umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad pada tahun 632.
Salah satu golongan yang tergolong ekstrem adalah Rafidhah, yakni sekelompok penganut Syiah yang menyatakan bahwa tiga khalifah sebelum Ali bin Abi Thalib (Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan) tidak sah.
Sedangkan Ghulat disebut sebagai golongan Syiah paling ekstrem, yang mengkafirkan seluruh sahabat Nabi Muhammad kecuali beberapa yang mendukung Ali.
Baca juga: Kisah Pembunuhan Khalifah Ali bin Abi Thalib
Perselisihan di antara golongan-golongan umat Islam semakin memuncak ketika Muawiyah, yang beraliran Sunni, mendirikan Daulah Umayyah pada tahun 661 dan mengubah sistem kekhalifahan menjadi monarki absolut.
Pertikaian politik yang melanda umat Islam pada perkembangannya melahirkan semakin banyak kelompok lain di luar Syiah, Sunni, dan Khawarij.
Beberapa kelompok yang muncul yakni Murjiah, Jabbariah, Qodariah, dan Mutazilah.
Lahirnya aliran-aliran ekstrem tidak hanya disebabkan oleh persoalan politik yang melanda umat Islam sendiri, tetapi dipengaruhi pemikiran dari luar.
Hal itu merupakan imbas dari semakin luasnya wilayah kekuasaan Islam, yang menjangkau daerah-daerah yang lebih dulu memiliki peradaban yang mapan.
Lahirnya Aswaja dipelopori oleh para tabiin atau generasi sesudah Nabi Muhammad, dan tabiut tabiin, yakni murid-murid para tabiin seperti imam empat mazhab.
Baca juga: Biografi Muawiyah I, Pendiri Dinasti Bani Umayyah
Selepas tabiut tabiin, ajaran Aswaja diteruskan oleh murid-murid mereka dan dikembangkan oleh generasi-generasi berikutnya, seperti generasi Imam Abul Hasan Al-Asyári dan Imam Abu Manshur Al-Maturidi.
Terkait siapakah ulama pencetus Aswaja, ada pula yang berpendapat bahwa Imam Abul Hasan Al-Asyári dan Imam Abu Manshur Al-Maturidi adalah tokohnya.
Satu yang pasti, sepanjang sejarah perjalanannya, prinsip jalan tengah yang ditempuh Aswaja, seperti karakter moderat, toleran, dan seimbang, membuat Aswaja mampu hidup dan terus berkembang di wilayah mana saja, sesuai perkembangan zaman.
Referensi:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.