Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran Radio Kambing dalam Revolusi Kemerdekaan

Kompas.com - 08/07/2023, 08:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Radio Kambing merupakan istilah untuk menyebut sebuah radio yang beroperasi di Gunung Lawu pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia.

Pada masa revolusi, Indonesia berusaha mempertahankan kemerdekaannya melalui berbagai cara termasuk propaganda melalui siaran radio.

Radio yang mulai akrab dengan masyarakat Indonesia kala itu digunakan sebagai alat perjuangan untuk menyebarkan informasi-informasi penting khususnya perihal revolusi.

Hal ini dilakukan salah satunya oleh sebuah komunitas radio bernama Solosche Radio Vereeniging (SRV) yang dalam perkembangannya dikenal dengan RRI Surakarta.

Baca juga: Hari Radio Nasional, Bagaimana Sejarah Berdirinya RRI?

Berdirinya Solosche Radio Vereeniging

Pada tahun 1925, Mangkunegara VII berinisiatif melestarikan budaya Jawa khususnya bidang kesenian.

Hal ini direalisasikannya melalui siaran radio yang dipancarkan dari mesin pemancar miliknya sendiri.

Upaya pelestarian itu juga dilakukan dengan membina sebuah komunitas kesenian bernama Javansche Kuntskring Mardiraras (JVK).

Setelah komunitas tersebut dianggap matang, Mangkunegara VII kemudian menyerahkan pemancar radionya kepada komunitas JVK.

Mereka inilah yang kerap menyiarkan siaran kesenian Jawa berupa wayang-wayang, gending-gending jawa, dan sebagainya.

Tidak lama kemudian, radio tua tersebut rusak dan tidak dapat digunakan lagi sekalipun diperbaiki, karena tentunya perlu biaya yang besar pula.

Baca juga: Daftar Adipati Mangkunegaran

Kala itu RM Sarsito Mangunkusumo menyarankan agar membeli pemancar lagi dengan melibatkan orang-orang di luar JVK untuk menghemat biaya.

Akhirnya, usulan tersebut disepakati oleh komunitas tersebut dan lahirlah sebuah perkumpulan bernama Solosche Radio Vereeniging (Perkumpulan Radio Solo) pada 1 April 1933.

Siaran pertama SRV dilakukan dari Pendopo Kepatihan Mangkunegaran dengan menyiarkan gending-gending Jawa yang dilakukan oleh komunitas JVK.

Dalam Perkembangannya, SRV telah berkembang pesat baik dari jangkauannya yang sampai ke Belanda, maupun dari cabangnya yang berdiri di Bandung, Surabaya, Semarang, dan kota-kota lainnya.

Baca juga: Fakta Unik Lokananta, Studio Musik Tertua di Indonesia 

SRV Pada masa Jepang

Setelah kedatangan Jepang ke Indonesia pada tahun 1942, radio-radio mulai diintervensi oleh Jepang melalui pembentukan lembaga pengawas radio bernama Hosyo Kanry Kyoku (HKK).

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com