YA Allah, Tuhanku, engkau pemilik alam raya. Engkau ada di mana-mana. Engkau hadir kapan saja. Di rumah yang dahulu dibangun Nabi Ibrahim, di mana Ibu Hajar berlari-lari mencari air untuk bayinya Nabi Ismail, Nabi Muhammad SAW ketika muda meletakkan kiswah, izinkan hamba turut berdoa.
Dua imam Haram, Syekh Nawawi al-Bantani dan Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi dari negeri di bawah angin sana, negeri kepulauan, mengabdikan diri di masjid sini, hamba ikut berdoa.
Para ulama Nusantara memimpin umat, mengawal lahir dan kokohnya bangsa: Syekh Abdul Karim bin Amrullah, Syekhona Muhamamd Kholil bin Abdul Latief, KH Ahmad Dahlan, KH Hasyim Asy’arie, Syekh Sulaiman ar-Rasuli, KH Mas Abdurrahman bin Jamal, … dan para alim ulama pulau-pulau itu. Hamba berdoa.
Seluruh ulama Indonesia juga berdoa di sini, di hadapan rumah yang dibangun Nabi Ibrahim, mereka berdoa. Hambamu makmum.
Para pemimpin kita, Sukarno, Suharto, Habibie, Megawati, Abdurrahman Wahid, SBY, Joko Widodo semua pernah merapalkan doa di sini. Hamba mengikuti.
Para Menteri Agama RI, semuanya pernah memanjatkan permohonan di sini.
Menteri Agama kita, Gus Yaqut Cholil Qoumas, berdoa di hadapan Mu di rumah ini, hambamu mengamini sebagai makmum di belakang sini.
Negeri sini jauh dari Nusantara sana, tetapi engkau anugerahi para pemimpin kami ilham, inspirasi dan keajaiban.
Tahun 1908, 1912, 1924, 1926, 1928 dan puncaknya 1945 adalah tahun-tahun penting bagi bangsa kami, ulangilah semangat dan sinar tahun-tahun itu pada 2024.
Tahun-tahun itu berdirilah organisasi-organisasi yang membela kepentingan rakyat kecil di hadapan mahligai kolonialisme Belanda, Jepang, dan para elite sendiri yang menjadi bagian dari sistem.
Koran-koran yang menyuarakan jeritan kaum bawah berdiri. Pidato-pidato dibaca di hadapan pengadilan, kerumunan massa di lapangan, dan parlemen di Eropa dan Hindia Belanda.
Semangat kemerdekaan diwujudkan tindakan nyata dan dengan pengorbanan. Para pejuang turun di Medan menghadapi agresi, para diplomat berunding di meja-meja, rakyat memekikkan kemerdekaan.
Para pemimpin kami telah memberi tauladan untuk berdiri terdepan dalam banyak medan perjuangan. Bangsa kami kau anugerahi daya dalam melewati banyak cobaan dan ujian dari tahun revolusi hingga reformasi. Hambamu berdoa untuk bangsa.
Untuk menghadapi 2024 Pemilu nanti, ulangilah semangat-semangat itu. Ulangilah bunyi Proklamasi Sukarno.
Putarlah ulang ruh Pidato Sukarno saat Pancasila diucapkan. Hadirkanlah semangat beliau saat diadili di depan para hakim.
Ciptakan lagi semangat berunding Sukarno dengan Jepang demi proklamasi. Beri kami kesabaran Bung Hatta. Anugerahi kecerdikan Syahrir. Tuangkan kegigihan Sudirman pada kami.