Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Al Makin
Rektor UIN Sunan Kalijaga

Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Prof. Dr. phil. Al Makin, S.Ag. MA, kelahiran Bojonegoro Jawa Timur 1972 adalah Profesor UIN Sunan Kalijaga. Penulis dikenal sebagai ilmuwan serta pakar di bidang filsafat, sejarah Islam awal, sosiologi masyarakat Muslim, keragaman, multikulturalisme, studi minoritas, agama-agama asli Indonesia, dialog antar iman, dan studi Gerakan Keagamaan Baru. Saat ini tercatat sebagai Ketua Editor Jurnal Internasional Al-Jami’ah, salah satu pendiri portal jurnal Kementrian Agama Moraref, dan ketua LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) UIN Sunan Kalijaga periode 2016-2020. Makin juga tercatat sebagai anggota ALMI (Asosiasi Ilmuwan Muda Indonesia) sejak 2017. Selengkapnya di https://id.m.wikipedia.org/wiki/Al_Makin.

Doa untuk Bangsa, Doa untuk Dunia

Kompas.com - 06/07/2023, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

YA Allah, Tuhanku, engkau pemilik alam raya. Engkau ada di mana-mana. Engkau hadir kapan saja. Di rumah yang dahulu dibangun Nabi Ibrahim, di mana Ibu Hajar berlari-lari mencari air untuk bayinya Nabi Ismail, Nabi Muhammad SAW ketika muda meletakkan kiswah, izinkan hamba turut berdoa.

Dua imam Haram, Syekh Nawawi al-Bantani dan Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi dari negeri di bawah angin sana, negeri kepulauan, mengabdikan diri di masjid sini, hamba ikut berdoa.

Para ulama Nusantara memimpin umat, mengawal lahir dan kokohnya bangsa: Syekh Abdul Karim bin Amrullah, Syekhona Muhamamd Kholil bin Abdul Latief, KH Ahmad Dahlan, KH Hasyim Asy’arie, Syekh Sulaiman ar-Rasuli, KH Mas Abdurrahman bin Jamal, … dan para alim ulama pulau-pulau itu. Hamba berdoa.

Seluruh ulama Indonesia juga berdoa di sini, di hadapan rumah yang dibangun Nabi Ibrahim, mereka berdoa. Hambamu makmum.

Para pemimpin kita, Sukarno, Suharto, Habibie, Megawati, Abdurrahman Wahid, SBY, Joko Widodo semua pernah merapalkan doa di sini. Hamba mengikuti.

Para Menteri Agama RI, semuanya pernah memanjatkan permohonan di sini.
Menteri Agama kita, Gus Yaqut Cholil Qoumas, berdoa di hadapan Mu di rumah ini, hambamu mengamini sebagai makmum di belakang sini.

Negeri sini jauh dari Nusantara sana, tetapi engkau anugerahi para pemimpin kami ilham, inspirasi dan keajaiban.

Tahun 1908, 1912, 1924, 1926, 1928 dan puncaknya 1945 adalah tahun-tahun penting bagi bangsa kami, ulangilah semangat dan sinar tahun-tahun itu pada 2024.

Tahun-tahun itu berdirilah organisasi-organisasi yang membela kepentingan rakyat kecil di hadapan mahligai kolonialisme Belanda, Jepang, dan para elite sendiri yang menjadi bagian dari sistem.

Koran-koran yang menyuarakan jeritan kaum bawah berdiri. Pidato-pidato dibaca di hadapan pengadilan, kerumunan massa di lapangan, dan parlemen di Eropa dan Hindia Belanda.

Semangat kemerdekaan diwujudkan tindakan nyata dan dengan pengorbanan. Para pejuang turun di Medan menghadapi agresi, para diplomat berunding di meja-meja, rakyat memekikkan kemerdekaan.

Para pemimpin kami telah memberi tauladan untuk berdiri terdepan dalam banyak medan perjuangan. Bangsa kami kau anugerahi daya dalam melewati banyak cobaan dan ujian dari tahun revolusi hingga reformasi. Hambamu berdoa untuk bangsa.

Untuk menghadapi 2024 Pemilu nanti, ulangilah semangat-semangat itu. Ulangilah bunyi Proklamasi Sukarno.

Putarlah ulang ruh Pidato Sukarno saat Pancasila diucapkan. Hadirkanlah semangat beliau saat diadili di depan para hakim.

Ciptakan lagi semangat berunding Sukarno dengan Jepang demi proklamasi. Beri kami kesabaran Bung Hatta. Anugerahi kecerdikan Syahrir. Tuangkan kegigihan Sudirman pada kami.

Di rumah yang dibangun Nabi Ibrahim, Ka’bah ini, perkenankan hambamu turut berdoa.

Tahun 2024, lahirkanlah pemimpin seperti para pendahulu, seperti HOS Cokroaminoto, Agus Salim, Wahab Hasbullah, Maramis, Bagus Hadikusumo, Mas Mansur, Kasman Singodimejo... dan nama-nama lain.

Berilah petunjuk dan bimbinglah para pemimpin kami agar idealismenya seperti Plato dalam Republik-nya: bijak, adil, berani, serta menahan diri.

Berilah kebahagiaan dan keutamaan-keutamaan sikap dan moral sebagaimana dinasihatkan oleh filosof al-Farabi. Negara bahagia karena pemimpin dan rakyatnya taat nilai-nilai utama.

Berilah sifat itu untuk pemimpin dan rakyat. Hambamu bersimpuh untuk berdoa.

Tuhan, berilah watak kejujuran para pemimpin dan calon pemimpin kami. Nilai Asta Brata, delapan arah mata angin kebijakan, yang dinasihatkan oleh para raja, sultan, mahapatih, hulubalang dan segala pemimpin Nusantara masa lalu.

Bimbinglah pemimpin kami seperti kau anugerahi kejujuran dan keberanian Umar bin Khattab salah satu khalifah empat utama, bijak seperti Abdul Malik bin Marwan dari Umayyah, lurus seperti Umar bin Abdul Aziz dari Umayyah, visioner al-Mansur dari Abbasiyah, lapang dada seperti Salahuddin al-Ayyubi yang menjadikan musuh sebagai teman. Hambamu berdoa.

Tunjukkan jalan para rakyat Indonesia jalan kejujuran, kemuliaan dan kebahagiaan. Kokoh seperti Hayam Wuruk dan Gajah Mada. Gigih seperti Sultan Agung. Adil dan jujur seperti Malikussaleh. Pantang menyerah seperti Diponegoro. Rajin seperti Kartini.

Kemakmuran, pendidikan yang baik, kesehatan, kedamaian semoga menyelimuti negeri kami.

Tuhan, hambamu juga berdoa bagi dunia dan semua makhluk agar berbahagia.

Terima kasih, syukur kami haturkan kepadamu, kami semua diberi kesempatan hidup di planet bumi yang biru dan hijau: penuh air dan kehidupan.

Para ilmuwan kami belum menemukan dari miliaran bintang di galaksi, miliaran galaksi di alam raya, planet seperti bumi ini. Kami bersyukur engkau beri kami kesempatan hidup dalam planet yang kaya kehidupan dan keragaman.

Bantulah kami menjaga bumimu, merawat pohon-pohon, air, sungai, danau, dan gunung-gunung. Jumlah kami sebagai manusia terus bertambah, sementara tanah di bumi tidak meluas. Hutan-hutan kami tebang. Rumah dan gedung kami bangun.

Sawah-sawah kami keringkan. Sungai-sungai kami kotori dan ikan-ikan mati. Terumpu karang di laut memutih. Ampunilah hamba-hambamu. Beri kami kekuatan menjaga anugerahmu, bumi ini.

Berilah dunia ini perdamaian, para pemimpinnya agar menahan diri dan berunding satu sama lainnya.

Hentikan semua perang dan konflik. Rakyat dari segala bangsa menjadi sahabat dan saling mengunjungi dengan senyum dan sapa.

Anugerahi para pemimpin negara, ilmuwan dan pemimpin agama kesempatan mencari solusi-solusi.

Tunjukkan solusi atas persoalan-persoalan di dunia ini, bahagia semua rupa bangsa, segala iman dan agama.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com