Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Al Makin
Rektor UIN Sunan Kalijaga

Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Prof. Dr. phil. Al Makin, S.Ag. MA, kelahiran Bojonegoro Jawa Timur 1972 adalah Profesor UIN Sunan Kalijaga. Penulis dikenal sebagai ilmuwan serta pakar di bidang filsafat, sejarah Islam awal, sosiologi masyarakat Muslim, keragaman, multikulturalisme, studi minoritas, agama-agama asli Indonesia, dialog antar iman, dan studi Gerakan Keagamaan Baru. Saat ini tercatat sebagai Ketua Editor Jurnal Internasional Al-Jami’ah, salah satu pendiri portal jurnal Kementrian Agama Moraref, dan ketua LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) UIN Sunan Kalijaga periode 2016-2020. Makin juga tercatat sebagai anggota ALMI (Asosiasi Ilmuwan Muda Indonesia) sejak 2017. Selengkapnya di https://id.m.wikipedia.org/wiki/Al_Makin.

Sabar untuk Berani Hidup

Kompas.com - 19/06/2023, 06:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SABAR dalam bahasa Arab tidak hanya berdiam diri dalam menerima dan puas dengan takdir. Sabar berarti juga kuat dan bertahan, resiliensi dan daya tahan hidup.

Dalam istilah Jawa sering dikaitkan dengan sabar dalam menerima secara pasif. Dalam pengertian Indonesia pada umumnya, sabar itu menerima kondisi menderita dan pasrah.

Sabar dalam filsafat Stoik kuno berarti juga keberanian, dalam bahasa Arabnya shaja’ah, Inggrisnya courage.

Lucius Anneus Seneca (meninggal 65 M), filosof Romawi kuno dalam salah satu suratnya, mengatakan bahwa untuk hidup pun manusia membutuhkan keberanian.

Untuk mati itu mudah dan banyak yang bersedia tanpa takut, tetapi untuk bertahan hidup dalam penderitaan banyak yang berkecil hati. Inilah letaknya sabar.

Dalam ibadah haji 2023 ini, kesabaran membutuhkan keberanian. Sekadar bertahan hidup dalam udara yang panas, suhu sekitar 40-47 derajat, tingkat kekeringan udara yang rendah, desakan banyak manusia, dan suasana asing bagi banyak lansia, memerlukan sikap sabar. Sabar berarti jangan menyerah dulu, jangan hilang harapan.

Ada salah satu kejadian disaksikan Dr. Mahmud Syaltut, salah satu tenaga ahli Menteri Agama RI, seorang sepuh dari Sunda sudah menyerah menghadapi kenyataan.

Sering menghadapi dimensia, kadangkala juga sadar, mengatakan,"ya, sudahlah saya memilih mati syahid saja di Tanah Suci". Dia membayangkan toh akan masuk syurga nantinya.

Kakek itu menolak makan dan pasrah saja. Hidup sudah berat. Seorang dokter cerdik membujuknya dengan lihai:

Aki, kalau mati di Arab sini, nanti Aki akan ditanya oleh malaikat dalam bahasa Arab. Apakah Aki sudah siap? Bisa berbahasa Arab dengan lancar?

Kakek kita itu berpikir lagi.

Lha kan saya bahasanya Sunda atau Indonesia. Sulit juga nanti kalau diwawancara di kubur dengan bahasa Arab. Menjawabnya nanti bagaimana?

Karena pertanyaan itu, kakek ini akhirnya mau makan lagi dan bersedia bersabar dalam penderitaan menghadapi sengatan udara, disorientasi ruang dan waktu, dan melawan dimensia.

Lansia dalam jamaah haji 2023 ini tiga puluh persen: sebanyak 67.199 jamaah. Itu bukan sekadar angka statistik. Jumlah itu terdiri dari manusia bernyawa yang membutuhkan kesabaran menghadapinya.

Sabar dalam memberi layanan bagi para petugas lapangan: dokter, suster, kepala sektor, para anggotanya, kepala Daker, para seksi-seksi dan bagiannya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com