Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Boven Digoel, Pengasingan yang Sangat Ditakuti

Kompas.com - 26/05/2023, 01:45 WIB
Susanto Jumaidi,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Boven Digoel merupakan sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Papua Selatan dengan ibu kota di Tanah Merah.

Tempat ini menjadi saksi ketika para pejuang semasa kolonial dibuang atau diasingkan untuk meredam pergerakan.

Boven Digoel menjadi tempat yang pengasingan yang sangat dihindari oleh para tokoh politik sebab tempat ini sangat terisolasi dan mungkin mustahil untuk dapat kabur.

Baca juga: 7 Lokasi Pengasingan Bung Karno, dari Bandung hingga Ende

Awal Boven Digoel Dilirik Belanda

Boven Digoel terletak di sebelah Timur sungai Digoel. Dulunya kawasan ini tergabung dalam kekuasaan Karesidenan Maluku, berbatasan langsung dengan Negara Papua Nugini.

Daerah ini sering disebut “anak tiri” Hindia Belanda karena sekedar difungsikan sebagai tempat pembuangan tahanan politik dan benteng pertahanan dari militer asing.

Belanda kali pertama mengeksplorasi kawasan ini pada tahun 1907 dengan cara menyusuri sungai Digoel menggunakan perahu hingga ke pedalamannya.

Tahun 1909, Belanda kembali melakukan eksplorasi kawasan Boven Digoel. Ketika itu mereka mulai tertarik dengan kawasan tersebut.

Baca juga: Kisah Pengasingan Soekarno, Pohon Sukun di Ende, dan Lahirnya Gagasan Pancasila

Eksplorasi selanjutnya dilakukan lagi pada tahun 1912 dan 1913. Pada tahun 1927, dipilihlah kawasan yang saat ini dikenal dengan Tanah Merah sebagai kamp pembuangan.

Setelah kawasan itu resmi dijadikan lokasi pembuangan, mereka kemudian membuat koloni, mendirikan benteng, kantor pos, rumah sakit, dan sarana olahraga.

Mereka juga mendirikan sekolah-sekolah sebagai fasilitas anak-anak tahanan politik yang akan dibuang ke wilayah tersebut.

Dalam perkembangannya, Belanda kemudian mendirikan lagi dua lokasi pembuangan di Boven Digoel, yaitu Tanah Tinggi dan Gudang Arang.

Baca juga: Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu, Saksi Bisu Perjuangan

Sistem Administrasi di Boven Digoel masa Hindia Belanda

Boven Digoel secara administratif kala itu terbagi menjadi tiga kawasan, yaitu kawasan pemerintahan, kawasan militer, dan kawasan tahanan.

Koloni Boven Digoel dikepalai oleh seorang Asisten Residen. Ia memiliki tiga orang wedana, tiga asisten wedana, tiga kepala kampung serta wakil kepala di setiap kamp tahanan di Boven Digoel.

Setiap wedana memiliki tanggung jawab atas kamp kekuasaannya, dan menyerahkan laporan terkait aktivitas kamp tahanan termasuk keluar masuknya tahanan.

Sedangkan kepala kampung memiliki tugas untuk mengawasi aktivitas para tahanan, aksi pencurian, atau perkelahian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com