Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Penny Black, Prangko Pertama di Dunia

Kompas.com - 08/05/2023, 11:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Di era modern, pengiriman surat sudah jauh lebih mudah dilakukan, sehingga penggunaan prangko pun semakin hari semakin berkurang.

Padahal, pada tahun 1800-an, prangko menjadi salah satu atribut penting yang harus ditempelkan pada amplop ketika hendak mengirimkan surat.

Adapun fungsi prangko sebagai bukti bahwa sudah dilakukan pembayaran sebelum mengirimkan surat.

Pada 6 Mei 1840 silam, diterbitkan prangko pertama di dunia yang diberi nama The Penny Black

Lalu, bagaimana sejarah Penny Black? 

Baca juga: Siapa Penggagas Prangko Pertama di Dunia?

Sejarah Penny Black 

Sejarah lahirnya Penny Black bermula dari ide seorang guru di Inggris yang bernama Rowland Hill.

Pada saat itu, Rowland Hill merasa bahwa sistem pembayaran terkait surat-menyurat di Inggris masih perlu diubah.

Sebab, pada abad ke-12, Raja Henry I dari Inggris masih mengirim suratnya melalui ajudan pribadinya dan terus dilakukan secara turun-temurun.

Kemudian, pada 1516, Raja Henry VIII secara resmi mendirikan Royal Mail untuk melayani orang-orang yang hendak mengirimkan surat.

Akan tetapi, saat itu pelayanan Royal Mail masih sangat dibatasi hanya untuk keluarga kerajaan.

Barulah pada 1653, Charles I membuat pelayanan untuk umum.

Waktu itu, biaya pengiriman masih ditanggung oleh pihak penerima. Apabila penerima menolak, maka Royal Mail berhak melakukan apa saja terhadap barang tersebut.

Namun, seiring berkembangnya zaman, pengiriman surat sudah tidak lagi melalui kurir, melainkan kereta api sehingga jauh lebih cepat.

Berawal dari situlah, Rowland Hill memiliki ide untuk mengubah sistem pembayaran dengan membayar ongkos pengiriman di awal, agar pos tidak menanggung kerugian jika penerima menolaknya.

Selain itu, Rowland Hill juga mengusulkan adanya bukti pembayaran cetak pada kertas dan ditempelkan pada surat yang dikirim.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com