KOMPAS.com - Reog Bulkiyo berasal dari Blitar, Jawa Timur.
Kesenian ini menggambarkan kisah peperangan antara umat Islam dengan orang-orang kafir.
Konon, Reog Bulkiyo diciptakan oleh para prajurit Pangeran Diponegoro yang melarikan diri ke Blitar.
Bagaimana sejarah Reog Bulkiyo?
Baca juga: Reog Cemandi, Kesenian untuk Menakuti Penjajah Belanda
Melansir laman Kemdikbud, Reog Bulkiyo diciptakan pada masa Perang Diponegoro melawan penjajah Belanda yang berlangsung antara 1825-1830.
Adalah Kasan Mustar dan Kasan Ilyas, prajurit Pangeran Diponegoro dari Bagelen, Jawa Tengah, yang melarikan diri dari penangkapan pasukan Belanda hingga ke Blitar, Jawa Timur.
Dalam pelariannya, Kasan Mustar dan Kasan Ilyas masih bersemangat untuk melawan penjajah.
Mereka kemudian menciptakan tarian sebagai salah satu media untuk berlatih perang.
Tarian yang diciptakan banyak terinspirasi dari kisah kenabian dari kitab Al Anbiyun.
Tarian inilah yang kemudian dikenal sebagai Reog Bulkiyo. Karena asal-usulnya itu, kesenian ini gerak utamanya seperti gerakan prajurit yang berperang.
Baca juga: Sejarah Tari Banjar Kemuning dari Sidoarjo
Setelah Kasan Mustar dan Kasan Ilyas wafat, Reog Bulkiyo terus diwariskan secara turun-temurun.
Kini, yang bertugas sebagai pimpinan Reog Bulkiyo adalah Supangi, yang membawahi 22 orang anggota.
Kelompok di Desa Kemloko, Kecamatan Nglegok, Blitar, yang dipimpin Supangi merupakan kelompok Reog Bulkiyo satu-satunya.
Sejak diciptakan hingga kini, pola gerak dan musik Reog Bulkiyo tidak banyak mengalami perubahan. Hanya fungsinya saja yang sedikit mengalami pergeseran.
Awalnya, Reog Bulkiyo digunakan sebagai media untuk latihan berperang.