KOMPAS.com - Candi Planggatan terletak di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Lokasi situs ini tidak jauh dari Candi Sukuh peninggalan Kerajaan Majapahit.
Di Situs Planggatan, terdapat reruntuhan candi yang kini ditumbuhi pohon beringin berukuran besar.
Berikut sejarah Candi Planggatan di Karanganyar.
Baca juga: Sejarah Candi Sari Cepogo di Boyolali
Di Situs Planggatan terdapat tinggalan berupa susunan bebatuan berteras yang kini tidak begitu jelas batas-batas dari setiap tingkatannya.
Diduga, fragmen-fragmen batu berbentuk persegi tersebut adalah bagian kaki candi.
Batu-batu bagian Candi Planggatan ada yang polos, ada pula yang berelief.
Batu yang berelief ada yang menggambarkan orang menunggang kuda dalam perjalanan meninggalkan rumah panggungnya dengan dikawal tiga pengawal.
Salah seorang pengawal membawa tombak, sedangkan yang lain membawa payung.
Di belakangnya terdapat pahatan berwujud bangunan yang bentuknya menyerupai altar pemujaan di Candi Cetho.
Baca juga: Candi Lawang, Pintu Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno
Pada batu lain, terdapat relief yang menggambarkan bala tentara sedang berbaris dilengkapi dengan senjata berupa tombak.
Relief Candi Planggatan mempunyai gaya penggambaran bentuk-bentuk manusia yang serupa dengan relief Candi Cetho dan Candi Sukuh.
Letak kedua candi peninggalan Kerajaan Majapahit tersebut memang tidak begitu jauh dari situs Candi Planggatan.
Melansir laman Kemdikbud, di salah satu batu reruntuhan Candi Planggatan terukir prasasti berupa sengkalan memet berbunyi "Gajah wiku hanahut wulan" (1378 Saka atau 1456 Masehi).
Pahatan tahun tersebut juga ditemukan di Candi Sukuh.
Baca juga: Sejarah Candi Karangnongko di Klaten
Di situs Candi Planggatan juga terdapat relief Ganesa dan temuan lepas berupa lingga-yoni serta bokor batu tempat sesaji.
Tinggalan-tinggalan di Candi Planggatan memberi informasi bahwa situs ini merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit dengan latar belakang agama Hindu.
Selain itu, keberadaan bokor batu tempat sesaji mengindikasikan bahwa pada masa lalu situs ini digunakan sebagai tempat pemujaan.
Referensi: