KOMPAS.com - Pada awal masehi, kebudayaan Hindu-Buddha mulai masuk ke Nusantara melalui jalur perdagangan.
Masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Indonesia telah membawa dampak yang cukup signifikan, khususnya dalam bidang kebudayaan.
Bahkan, terjadi akulturasi kebudayaan antara budaya Hindu-Buddha dengan budaya lokal Indonesia.
Beberapa hasil akulturasi tersebut adalah Candi Borobudur (Buddha) dan Candi Prambanan (Hindu).
Akan tetapi, terlepas dari kuatnya pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia, segala kebudayaan yang mereka bawa tentu tidak begitu saja diterima.
Salah satu faktor yang menyebabkan kebudayaan Hindu-Buddha yang masuk ke Indonesia tidak diterima begitu saja oleh masyarakat indonesia adalah adanya local genius, yaitu kecakapan suatu bangsa untuk menerima unsur budaya asing dan mengolahnya sesuai kepribadian.
Baca juga: Bentuk Akulturasi Kebudayaan Hindu dalam Seni Sastra
Menurut Quaritch Wales, local genius adalah kemampuan kebudayaan setempat dalam menghadapi pengaruh kebudayaan asing pada waktu kedua kebudayaan itu berhubungan.
Akibatnya, terjadilah suatu proses akulturasi, yakni kebudayaan setempat menerima pengaruh kebudayaan asing.
Dengan kata lain, local genius merupakan kemampuan masyarakat setempat untuk bisa menerima, memilah, dan mengambil kebudayaan dari luar yang dianggap baik dan sesuai.
Disebut genius karena berkaitan dengan kemampuan istimewa, yang biasanya berbekal dari karya budaya setempat dalam menghadapi masuknya pengaruh asing.
Local genius bisa muncul dalam berbagai aspek budaya. Akan tetapi, dalam konteks Indonesia pada masa Hindu-Buddha, local genius dikaitkan dengan fenomena kehidupan, keagamaan, dan seni.
Local genius identik dengan disiplin ilmu antropologi.
Secara sederhana, local genius dapat diartikan sebagai kecerdasan masyarakat untuk bisa menyesuaikan pengaruh budaya asing yang masuk terhadap budaya yang sudah ada.
Lewat penyesuaian itu kemudian terbentuklah wujud baru yang lebih sesuai dengan kebudayaan asli masyarakat setempat.
Salah satu contoh adanya local genius di masyarakat adalah munculnya sistem kepercayaan animisme dan dinamisme yang diadopsi oleh masyarakat menjadi kepercayaan kejawen.
Baca juga: Kepercayaan Animisme: Pengertian, Sejarah, dan Contohnya