Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Tujuan Restorasi Meiji?

Kompas.com - 21/11/2022, 14:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Restorasi Meiji merupakan peristiwa pembaruan secara besar-besaran yang menyebabkan perubahan pada struktur politik dan sosial negara Jepang.

Tokoh Restorasi Meiji adalah Kaisar Jepang Matsuhito atau lebih dikenal sebagai Kaisar Meiji.

Restorasi Meiji yang berlangsung antara 1866-1869 dilatarbelakangi oleh kondisi Jepang saat itu, yang mengalami krisis ekonomi dan politik akibat kebijakan Keshogunan Tokugawa.

Oleh karena itu, salah satu tujuan Restorasi Meiji adalah melawan Keshogunan Tokugawa dan mengembalikan kekuasaan Jepang pada kaisar.

Baca juga: Restorasi Meiji: Tokoh, Penyebab, dan Dampak

Latar belakang Restorasi Meiji

Sejak abad ke-12, roda pemerintahan di Jepang dijalankan oleh panglima militer atau shogun.

Sedangkan kaisar memiliki peran terbatas dalam aktivitas sosial politik, bahkan hanya menjadi semacam simbol.

Selama shogun berkuasa, timbul banyak ketidakpuasan yang mengakibatkan terjadinya pemberontakan untuk memulihkan peran kaisar.

Konflik semakin memanas saat Keshogunan Tokugawa mulai berkuasa pada 1633.

Keshogunan Tokugawa menjalankan kebijakan penutupan diri yang dikenal dengan nama "Sakoku" , di mana orang Jepang tidak boleh pergi ke luar negeri, begitu pula sebaliknya.

Upaya menutup diri juga dilakukan dengan melarang peredaran buku-buku berbahasa asing.

Kebijakan ini diberlakukan karena Tokugawa khawatir Jepang akan mendapatkan pengaruh buruk dan dikuasai oleh pihak asing.

Namun, kebijakan ini mematikan ekonomi Jepang dan rakyat menjadi korban karena pemerintahan Tokugawa menaikkan pajak petani sebagai cara menaikkan pendapatan negara.

Alhasil, timbul penolakan dan kerusuhan di berbagai daerah. Di saat yang sama, muncul tekanan dari pihak asing agar Jepang kembali membuka diri dan menormalkan hubungan perdagangan dengan negara-negara Barat.

Baca juga: Kaisar Meiji, Tokoh Utama Reformasi Jepang

Pada pertengahan abad ke-19, Keshogunan Tokugawa akhirnya membuka kembali hubungan dengan bangsa asing.

Akan tetapi, langkah ini membuat Tokugawa kehilangan wibawanya dan dianggap mengingkari janji oleh rakyatnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com