5 Tokoh Ekonomi Indonesia

KOMPAS.com - Ekonomi merupakan salah satu hal penting yang perlu untuk sangat diperhatikan, termasuk oleh pemerintah.

Pada awal masa kemerdekaan, kondisi ekonomi di Indonesia cenderung belum stabil yang disebabkan oleh beberapa faktor.

Selain karena baru saja merdeka, juga belum selesainya masalah politik yang terjadi di Tanah Air.

Kendati begitu, masih ada tokoh-tokoh yang memberi perhatian khusus terhadap ekonomi di Indonesia.

Berikut ini 5 tokoh ekonomi Indonesia.

Baca juga: Sejarah Perkembangan Sistem Ekonomi Indonesia

Mohammad Hatta

Mohammad Hatta adalah Wakil Presiden pertama Indonesia dan juga dijuluki sebagai Bapak Koperasi Indonesia.

Jejak awal Mohammad Hatta mulai memikirkan ekonomi adalah setelah dia bergabung dalam Perhimpunan Indonesia di Belanda sekitar tahun 1920-an.

Di Perhimpunan Indonesia, Mohammad Hatta dipercaya sebagai bendahara (1922) dan menjadi ketua pada 1925.

Setahun setelahnya, Mohammad Hatta menyampaikan pidato yang semakin membuat dirinya dikenal sebagai pemikir ekonomi.

Pidatonya bertajuk Economische Wereldbouw en Machtstegenstellingen atau Struktur Ekonomi Dunia dan Pertentangan Kekuasaan. 

Lewat pidato tersebut Mohammad Hatta mengemukakan pandangannya mengenai struktur ekonomi dunia berdasarkan kebijakan non-kooperatif.

Lebih lanjut, pada masa itu, Hatta juga semakin memperdalam ilmunya tentang dunia koperasi.

Setelah mendalami ilmu mengenai koperasi, Mohammad Hatta memutuskan untuk mendirikan koperasinya sendiri pada 12 Juli 1960, yang merupakan koperasi pertama di Indonesia.

Dari kiprahnya di bidang ekonomi, Mohammad Hatta pun dipandang sebagai salah satu ekonom Indonesia.

Baca juga: Mengapa Mohammad Hatta Dimasukkan sebagai Penggerak Sejarah?

Syafruddin Prawiranegara

Syafruddin Prawiranegara juga dianggap sebagai salah satu tokoh ekonomi Indonesia.

Dalam bidang keuangan, Syafruddin Prawiranegara berperan besar dalam penerbitan Oeang Repubik Indonesia (ORI), yang menjadi cikal bakal uang rupiah (Rp).

Menurut sejarah, Syafruddin mendesak Mohammad Hatta supaya pemerintah Indonesia segera menerbitkan mata uang sendiri sebagai salah satu bukti kemerdekaan Indonesia.

Sebagai tindak lanjut dari permintaan tersebut, ORI pun dijadikan sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah di Indonesia.