JAKARTA, KOMPAS.com - Kereta api atau perkeretaapian di Indonesia berkembang sejak zaman kolonialisme Belanda pada abad-19.
Sumber bacaan pada laman milik PT Kereta Api Indonesia (KAI), kai.id menunjukkan tahun angka 17 Juni 1864.
Baca juga: Aturan Barang Bawaan Penumpang Kereta Api
Momen itu adalah kali pertama Gubernur Hindia Belanda L.A.J Baron Sloet van de Beele meresmikan pencangkulan pembangunan rel kereta api Semarang-Solo-Yogyakarta.
Pelaksana pembangunan itu justru perusahaan swasta yang berkedudukan di Semarang.
Namanya, Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM).
Sesudah itu, pemerintah Hindia Belanda membangun jalan kereta api melalui perusahaan negara Hindia Belanda, Staatss Spoorwegen (SS) pada rute Surabaya-Pasuruan-Malang.
Angka tahunnya, 8 April 1875.
Swasta
Proyek kereta api garapan NISM dan SS menjadi momentum banyak keterlibatan swasta melakukan pembangunan kereta api atau perkeretaapian di Hindia Belanda.
Jawa sebagai pusat Hindia Belanda kemudian menjadi riuh-rendah oleh pembangunan jalur kereta api.
Peran swasta tercatat pada pembangunan kereta api atau perkeretaapian di Cirebon, Mojokerto, Malang, Probolinggo, dan sebagainya.
Data menunjukkan, pada periode 1864 hingga 1942, ada 12 perusahaan swasta ikut ambil bagian dalam pembangunan kereta api atau perkeretaapian di Hindia Belanda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.