Dodol Garut, Sejarah Si Hitam Manis dari Kota Domba

JAKARTA, KOMPAS.com - Dodol garut adalah camilan khas dari Garut, Jawa Barat.

Dodol garut lazimnya berwarna hitam dengan rasa manis atau legit.

Catatan sumber literatur dari laman kebudayaan.kemendikbud,go.id menunjukkan bahwa tepung beras ketan adalah bahan utama dodol garut.

Selain itu, dodol garut juga dibuat dengan tambahan gula dan santan sebagai bahan baku utama.

Ada juga tambahan buah-buahan sebagai cita rasa.

Baca juga: Jokowi-Maruf Kampanye Lewat Dodol Garut

Semua bahan itu dimasak hingga menjadi adonan lengket.

Usai menjadi adonan lengket, dodol garut pun dicetak dalam ukuran-ukuran kecil berbentuk kotak maupun lontong.

KOMPAS.com/JOY ANDRE T Pedagang dodol betawi di acara Festival Condet, Jakarta Timur. Festival Condet yang digelar di Lapangan Sepak Bola Gedong Rindam Jaya, Jalan Condet Raya, Jakarta Timur ini dibuka kembali setelah pandemi covid-19.

Industri

Primus Suryana, salah seorang pekerja perusahaan dodol garut milik Haji Uyud di Kampung Ngamplang, Kelurahan Desa Kolot, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat mengolah adonan bahan dodol pada Sabtu (16/4/2016). Butuh waktu empat jam mengaduk agar adonan betul-betul menjadi dodol siap saji.

Baca juga: Tidak Hanya Dodol, Garut Juga Punya Batik Khas

Garut yang juga dikenal sebagai Kota Domba lantaran peternakan domba yang banyak di kota itu mencatatkan perihal industri dodol.

Adalah Karsinah yang memajukan industri dodol garut rumahannya menjadi industri yang lebih luas lagi cakupannya.

Industri dodol garut di masa Karsinah ada di angka waktu 1926.

Di masa kini, dodol garut sudah melanglang buana hingga ke mancanegara semisal Inggris, Jepang, negara-negara kawasan Asia Tenggara, sampai dengan Arab Saudi.