Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Latar Belakang Terjadinya Perlawanan Pattimura di Saparua

Kompas.com - 04/10/2022, 19:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Penjajahan yang dilakukan bangsa Belanda mengundang perlawanan dari rakyat Indonesia di berbagai daerah.

Salah satunya perlawanan dari rakyat Maluku yang dipimpin oleh Thomas Matulessy atau dikenal sebagai Kapitan Pattimura.

Perlawanan Pattimura di Saparua, Kepulauan Maluku, terjadi pada 15 Mei 1817.

Saat itu, rakyat Maluku menghancurkan kapal-kapal Belanda di pelabuhan dan menyerang Benteng Duurstede di Pulau Saparua.

Lantas, apa latar belakang perlawanan rakyat Maluku di bawah pimpinan Pattimura terhadap pemerintah kolonial Hindia Belanda?

Baca juga: Perang Saparua: Penyebab, Tokoh, Jalannya Perlawanan, dan Akhir

Latar belakang perlawanan Pattimura

Perlawanan rakyat Maluku di bawah pimpinan Pattimura terhadap pemerintah kolonial Hindia Belanda dilatarbelakangi oleh banyak faktor, sebagai berikut.

  • Semakin diperketatnya kebijakan monopoli perdagangan, Pelayaran Hongi, dan kerja paksa, yang membuat rakyat Maluku semakin menderita.
  • Pemerintah kolonial berencana menghapus sekolah-sekolah desa dan memberhentikan guru untuk menghemat anggaran.
  • Rakyat dipaksa menyediakan garam, ikan asin, dan kopi bagi kapal-kapal perang Belanda yang berlabuh di Ambon.
  • Menurunkan harga hasil bumi, sementara pembayarannya cenderung ditunda-tunda.
  • Adanya paksaan bagi para pemuda untuk menjadi serdadu Belanda di luar Maluku.
  • Adanya permasalahan dalam peredaran uang kertas yang menggantikan uang loga, sehingga semakin mempersulit kehidupan rakyat.
  • Adanya sikap arogan dan sewenang-wenang dari Residen Saparua, Van den Berg.

Baca juga: Benarkah Nama Asli Kapitan Pattimura adalah Ahmad Lussy?

Itulah beberapa hal yang menyebabkan terjadinya perang di Maluku melawan Belanda.

Di Saparua, perang berlangsung hingga Agustus 1817, di mana Pattimura menggunakan strategi dengan melakukan gerilya.

Melihat gigihnya perlawanan rakyat Saparua, Belanda terus mendatangkan bantuan dari berbagai daerah.

Dengan adanya bantuan itu, Pattimura, yang awalnya unggul, mulai terkepung.

Pada November 1817, Belanda mengetahui persembunyian Pattimura dan berhasil menangkapnya beserta para pejuang lainnya.

Pattimura dijatuhi hukuman mati pada Desember 1817 di Benteng Victoria, Ambon. Peristiwa itu menandai berakhirnya perlawanan Pattimura terhadap Belanda.

 

Referensi:

  • Darmawan, Joko. (2017). Sejarah Nasional: Ketika Nusantara Berbicara. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com