Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Christiaan Robbert Steven Soumokil, Pemimpin Pemberontakan RMS

Kompas.com - 23/09/2022, 18:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Pemimpin pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) adalah Christiaan Robbert Steven Soumokil.

Soumokil adalah mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur (NIT).

Tujuan Soumokil bersama komplotannya melakukan pemberontakan RMS adalah untuk melepaskan wilayah Maluku dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Baca juga: Penyebab Terjadinya Pemberontakan RMS

Awal mula memimpin pemberontakan RMS

Christiaan Robbert Steven Soumokil lahir di Surabaya pada tanggal 13 Oktober 1905.

Dia adalah seorang keturunan Ambon yang sempat mengenyam pendidikan hukum di Belanda, tepatnya di Universitas Leiden dan lulus pada 1934.

Setahun kemudian, 1935, Soumokil kembali ke Indonesia dan bekerja sebagai pejabat hukum kolonial.

Lalu, ketika Jepang menduduki Indonesia pada 1942, Soumokil sempat ditangkap dan dibawa ke Burma dan Thailand.

Alasannya, Soumokil kala itu masih terus setia pada Belanda meskipun sudah dalam kondisi terdesak.

Soumokil harus mendekam di tahanan selama kurang lebih tiga tahun sebelum akhirnya dibebaskan pada 1945, setelah Jepang kalah dalam Perang Pasifik.

Setelah itu, pada masa Revolusi Indonesia, Soumokil rupanya masih tetap mendukung Belanda dan tidak bergerak dalam revolusi Indonesia.

Soumokil memilih menjadi seorang federalis dan bekerja sebagai pejabat hukum Belanda di Indonesia.

Baca juga: Upaya Penumpasan Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)

Seiring berjalannya waktu, Soumokil yang memang tidak mendukung pemerintahan Indonesia memutuskan melakukan pemberontakan bernama Republik Maluku Selatan pada 25 April 1950.

Pemberontakan ini didorong oleh keputusan penggabungan Maluku ke dalam NKRI sebagai salah satu provinsi Indonesia.

Menurut salah satu tokoh pejuang RMS, yaitu Manusama, penggabungan ini dianggap hanya akan memicu suatu masalah.

RMS pun segera menyebarkan semangat antipemerintah dan menyebut bahwa orang Maluku tidak ingin dijajah seperti orang Jawa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com