KOMPAS.com - Australopithecus Boisei atau Paranthropus Boisei atau Zinjanthropus Boisei merupakan hominin awal yang hidup pada 2.6 hingga 1.2 juta tahun yang lalu.
Hominin ini diperkirakan hidup di masa Pliosen dan Pleistosen di Afrika Timur.
Fosil Australopithecus Boisei ditemukan oleh Mary Leakey di Afrika Timur pada tahun 1959.
Hominin ini memiliki ciri fisik dengan tinggi badan sekitar 140 cm pada laki-laki dan sekitar 130 cm pada perempuan.
Baca juga: Waruga: Asal, Fungsi, dan Ciri-cirinya
Ahli Paleontropologi Mary dan Louis Leakey melakukan penggalian di Tanzania mulai tahun 1930-an.
Penggalian itu sempat tertunda selama Perang Dunia II dan dilakukan lagi pada tahun 1950-an.
Pada tahun 1955 Mary dan Louis Leakey dalam penggaliannya menemukan bayi anjing hominin dan gigi geraham di Ngarai Olduvai, Tanzania.
Setelah dilakukan penelitian dan penggalian di Tanzania hingga pada bulan Juli 1959 Mary Leakey menemukan bagian tengkorak.
Baca juga: Australopithecus Africanus: Penemu, Ciri-ciri, dan Kehidupan
Di penemuan itu, para ahli mengetahui bahwa fosil tersebut merupakan temuan spesies baru.
Spesies baru tersebut kemudian dinamakan Australopithecus Boisei dan pada tahun 1965 di simpan di Hall of Man di Museum Nasional Tanzania.
Manusia purba Australopithecus Boisei memiliki beberapa ciri-cirinya, yakni:
Australopithecus Boisei juga dijuluki dengan Manusia Nutcracker karena memiliki gigi yang besar dan otot pengunyah yang kuat.
Hal itu menjadi dasar para ahli bahwa manusia purba tersebut merupakan pemakan makanan yang keras, seperti akar dan kacang-kacangan.
Australopithecus Boisei ini hidup di lingkungan yang didominasi oleh padang rumput.
Selain itu, mereka juga hidup di lingkungan basah dan lebih tertutup yang berhubungan dengan sungai dan danau.
Referensi: