Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kerajaan Gowa-Tallo Bisa Menjadi Kerajaan Besar?

Kompas.com - 25/03/2022, 18:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kerajaan Gowa-Tallo atau Kerajaan Makassar adalah salah satu kerajaan Islam yang berdiri di Kabupaten Sulawesi Selatan.

Pada masa kepemimpinan Sultan Hasanuddin (1653-1669), kerajaan ini mencapai puncak kejayaan dan menjadi kerajaan besar di Sulawesi.

Lantas, mengapa Kerajaan Gowa-Tallo atau Makassar bisa tumbuh menjadi kerajaan maritim dan kerajaan terbesar di Sulawesi?

Baca juga: Kerajaan Gowa-Tallo: Letak, Kehidupan, Peninggalan, dan Keruntuhan

Letaknya strategis

Sebelum menjadi Kerajaan Gowa-Tallo, mulanya terdapat dua kerajaan, yaitu Gowa dan Tallo, yang kemudian bersatu.

Kerajaan Gowa dan Tallo bergabung menjadi satu dengan nama Kerajaan Gowa-Tallo atau Makassar dengan rajanya yang bergelar Daeng Matanre Karaeng Tumapa’risi Kallonna.

Pada akhir abad ke-16, Kerajaan Gowa-Tallo memasuki masa Islam dan berubah menjadi kesultanan.

Raja Kesultanan Gowa-Tallo pertama yang memeluk Islam adalah I Mangarangi Daeng Manrabbia (1593-1639) dengan gelar Sultan Alauddin I.

Kesultanan Gowa-Tallo mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin (1653-1669).

Di bawah kekuasaannya, kerajaan ini dikenal sebagai negara maritim yang menjadi pusat perdagangan di Indonesia bagian timur.

Baca juga: Kekalahan Sultan Hasanuddin Melawan VOC

Salah satu penyebabnya adalah letaknya yang strategis, yaitu berada di pusat persinggahan para pedagang dari berbagai wilayah.

Oleh karena itu, Kerajaan Gowa-Tallo menjadi maju dan berkembang di bidang perdagangannya karena menguasai jalur perdagangan internasional.

Salah satu indikator bahwa Kerajaan Gowa-Tallo menjadi kerajaan besar di belahan Indonesia bagian tengah dan timur adalah adanya Pelabuhan Somba Opu.

Pelabuhan Somba Opu adalah pelabuhan internasional yang dikuasai oleh Kerajaan Gowa-Tallo. Alhasil, kehidupan ekonomi kerajaan pun berkembang pesat.

Pelayaran dan perdagangan di wilayah Kerajaan Gowa-Tallo diatur dengan Ade’ Aloping Loping Bicaranna Pabbalue.

Baca juga: Mengapa Selat Malaka Dikenal Sebagai Jalur Sutra?

Ade’ Aloping Loping Bicaranna Pabbalue merupakan sebuah kitab yang berisi hukum-hukum perniagaan di Gowa-Tallo.

Selain perdagangan, ekonomi masyarakat Gowa-Tallo juga ditunjang sektor pertanian.

 

Referensi:

  • Sagimun. (1992). Sultan Hasanuddin. Jakarta: Balai Pustaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com