KOMPAS.com - Sukarni Kartodiwirjo merupakan salah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia.
Sumbangsihnya dalam memperjuangkan kemerdekaan sudah tercatat sejak berusia 14 tahun, di mana ia bergabung dalam Perhimpunan Indonesia pada 1930.
Sejak saat itu, kiprah Sukarni pun terus melebar, khususnya dalam menggapai kemerdekaan Indonesia.
Tokoh yang mengusulkan agar naskah proklamasi ditandatangani Ir. Soekarno dan Moh Hatta atas nama bangsa Indonesia adalah Sukarni.
Lantas, apa saja peran Sukarni dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia?
Baca juga: Sukarni Kartodiwirjo: Masa Muda, Peran, Perjuangan
Setelah berita menyerahnya Jepang terhadap Sekutu terdengar, para golongan muda segera meminta Soekarno-Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan.
Namun, Soekarno-Hatta masih menolak. Berawal dari situ, timbul konflik antara golongan muda dan golongan tua.
Pada 15 Agustus 1945, para pemuda memutuskan untuk mengadakan rapat yang diketuai oleh Chareul Saleh di Pegangsaan Timur.
Mereka berusaha untuk mendesak Soekarno-Hatta agar proklamasi kemerdekaan segera dilaksanakan.
Karena usulan mereka terus ditolak, akhirnya, para golongan muda kembali berunding pada 16 Agustus 1945 di Jalan Cikini 71.
Hasilnya, para golongan muda memutuskan untuk menculik Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok agar tidak terpengaruh oleh Jepang.
Sukarni, yang termasuk dalam golongan muda, ikut terlibat dalam upaya penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok.
Baca juga: Peristiwa Rengasdengklok: Latar Belakang, Tokoh, Kronologi, dan Hasil
Selama di Rengasdengklok, Soekarno-Hatta terus didesak untuk segera memproklamasikan kemerdekaan, selambat-lambatnya tanggal 17 Agustus 1945.
Pada akhirnya, Soekarno-Hatta menyetujui hal tersebut dan dibawa kembali ke Jakarta untuk segera mempersiapkan kemerdekaan dengan menyusun naskah proklamasi.
Begitu naskah selesai dibuat, Soekarno yang didukung oleh Hatta mengusulkan agar semua peserta yang hadir dalam rapat menandatangani teks tersebut.