Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lambang Tunas Kelapa: Penemu, Sejarah, dan Artinya

Kompas.com - 25/01/2022, 09:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pramuka adalah organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan gerakan kepanduan.

Gerakan Pramuka Indonesia memiliki lambang yang unik, yaitu sebuah tunas kelapa.

Biasanya, lambang ini dipasang berdampingan dengan lambang Pramuka internasional, yang berupa bunga lili dengan tiga ujung.

Lantas, mengapa lambang Pramuka dipilih buah kelapa yang dalam keadaan tumbuh?

Selain itu, siapa yang menciptakan lambang gerakan Pramuka Indonesia?

Baca juga: Sejarah Singkat Pramuka Dunia

Penemu lambang tunas kelapa

Sosok di balik lambang tunas kelapa adalah Soenardjo Admodipuro, yang merupakan petinggi Departemen Pertanian sekaligus tokoh Pramuka.

Lambang ini pertama kali digunakan pada 14 Agustus 1961, saat Presiden Soekarno menganugerahi Panji Kepramukaan kepada Gerakan Pramuka lewat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 448 tahun 1961.

Mulai saat itulah, tunas kelapa ditetapkan sebagai lambang dari Gerakan Pramuka Indonesia.

Setelah itu, lambang tunas kelapa ditetapkan dengan Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 06/KN/72 tahun 1972.

Lambang Gerakan Pramuka merupakan sebuah tanda pengenal organisasi yang sifatnya tetap.

Lambang tunas kelapa digunakan untuk panji, bendera, papan nama kwartir atau satuan, tanda pengenal, dan alat administrasi Gerakan Pramuka.

Baca juga: Sejarah Pramuka Indonesia

Sejarah dan arti lambang tunas kelapa

Mengapa lambang Gerakan Pramuka adalah tunas kelapa? Berikut asal-usul pemilihan lambang tunas kelapa dan artinya.

1. Tunas kelapa bernama cikal

Cikal atau tunas kelapa dapat diartikan sebagai pemula atau pertama dalam menurunkan generasi.

Tunas kelapa dipilih sebagai lambang karena dari Gerakan Pramuka akan terbentuk generasi baru.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com