Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Toleransi Antarumat Beragama pada Masa Kerajaan Majapahit

Kompas.com - Diperbarui 09/04/2022, 17:19 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya pada 1293 dan mencapai kejayaan pada era pemerintahan Hayam Wuruk dengan patih Gajah Mada.

Sepeninggal Hayam Wuruk dan Gajah Mada, Majapahit mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh akibat serangan dari Demak.

Sebelum keruntuhannya, Majapahit menjadi kerajaan yang toleran dengan keberagaman agamanya.

Salah satu bukti adanya toleransi beragama yang tinggi di Majapahit adalah Hayam Wuruk yang menganut Hindu Siwassidharta dapat hidup berdampingan dengan ibunya Tribhuana Tunggadewi yang menganut Buddha.

Baca juga: Tribhuwana Tunggadewi, Ratu Majapahit Penakluk Nusantara

Agama di Majapahit

Kehidupan yang harmonis antarpemeluk agama melalui ajaran Bhinneka Tunggal Ika pada zaman Kerajaan Majapahit menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang besar dan diakui dunia.

Agama yang dimaksud pada zaman Kerajaan Majapahit adalah Hindu dan Buddha.

Meski dianggap sebagai kerajaan Hindu-Buddha, Majapahit hanya menganggap dua agama resmi yaitu Siwa dan Buddha.

Hal itu berdasarkan Prasasti Waringinpitu yang dikeluarkan oleh Raja Kertawijaya pada 1447 M, yang menyebut nama pejabat birokrasi kerajaan di pusat.

Di antaranya adalah Dharmmadhyaksa ring kasaiwan atau pejabat yang mengurusi Agama Siwa. Satu lagi adalah Dharmmadhyaksa ring kasogatan atau pejabat yang mengurusi Agama Buddha.

Dengan luasnya kekuasaan, penduduk Kerajaan Majapahit memiliki kepercayaan yang bermacam-macam. Ada yang memeluk Hindu, Buddha, ajaran Siwa-Buddha dan ada yang masih percaya dengan kejawen atau animisme.

Ajaran Siwa dan Buddha merupakan sinkretisme dari agama Hindu dan Buddha yang berada di Nusantara. Ajaran ini bahkan sudah dikenal sejak era Mataram Kuno.

Pada perkembangannya, peran agama Buddha semakin menghilang ketika Majapahit berada diakhir kejayaannya.

Hal ini dibuktikan dengan banyaknya candi peninggalan Majapahit yang bercorak Siwa.

Baca juga: Contoh Sikap Kepahlawanan Masa Kerajaan Hindu, Buddha, dan Islam

Islam di Majapahit

Bukti kehadiran Islam di Majapahit adalah melalui penemuan pemakaman Islam kuno di Desa Tralaya, Trowulan, Mojokerto.

Tempat tersebut tidak jauh dari kompleks kedaton Majapahit berdiri. Apabila dilihat dari nisannya, situs makam Tralaya berasal dari 1533 Saka atau 1611 M.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com