Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Kaum Abangan

Kompas.com - 01/11/2021, 14:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Abangan merupakan golongan penduduk Jawa Muslim yang mempraktikkan Islam dengan berbagai macam aliran, seperti Hindu, Buddha, dan animisme. 

Abangan cenderung mengikuti sistem kepercayaan lokal secara adat dari pada hukum Islam murni atau syariah. 

Terdapat beberapa sumber yang juga menyebutkan bahwa istilah Abangan muncul sebagai pembeda terhadap Kaum Putihan.

Kaum Putihan merupaka orang-orang yang saleh atau suci (putih), sedangkan kaum Abangan sebaliknya. 

Baca juga: Kepercayaan Animisme: Pengertian, Sejarah, dan Contohnya

"Orang Merah"

Abangan merujuk kepada golongan sosial yang kurang menjalankan rukun dan kebiasaan agama Islam. 

Istilah Abangan sendiri baru muncul sekitar abad ke-19. 

Kata abang berasal dari bahasa Jawa ngoko yang berarti merah, sehingga kaum Abangan adalah "orang merah" yang dibedakan dari kaum putihan

Kaum Putihan sendiri berarti orang saleh yang menganggap diri mereka sebagai orang putih atau saleh.

Dengan demikian, istilah abangan rupanya lahir sebagai bentuk kata penghinaan dari kaum putihan terhadap kaum abangan

Memasuki tahun 1901, ditemukan asal-usul versi lain terkait kata Abangan. 

Pada 1901, kata abangan didefinisikan sebagai "dalam warna merah", yang kemudian dijelaskan sebagai istilah yang digunakan orang santri untuk seseorang yang tidak beriman, tidak menjalankan kewajiban-kewajiban agama. 

Dari pernyataan tersebut, maka disimpulkan bahwa Kaum Abangan adalah orang-orang Islam yang menjalankan suatu agama dengan diwarnai animisme dan tidak menjalankan rukun-rukun Islam yang seharusnya.

Baca juga: Masuknya Hindu-Buddha ke Nusantara

Upacara Abangan 

Dalam tradisi Abangan, upacara pokok yang dilakukan adalah slametan.

Slametan melambangkan persatuan mistik dan sosial dari orang-orang yang ikut serta dalam slametan itu. 

Upacara slametan ini diadakan hampir di setiap kesempatan yang berarti ucapan syukur bagi masyarakat Jawa, seperti kehamilan, khitan, kelahiran, perkawinan, dan sebagainya. 

Tujuan dari slametan adalah untuk mencari tujuan selamat, dalam artian tidak terganggu oleh halangan-halangan lain, baik alamiah maupun ghaib.

 

Referensi: 

  • Lombard, Denys. (1996). Nusa Jawa: Jaringan Asia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com