Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Hunain: Penyebab, Strategi, dan Akhir Pertempuran

Kompas.com - 12/10/2021, 15:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perang Hunain adalah pertempuran yang terjadi antara Nabi Muhammad dan para pengikutnya melawan Suku Badui dari Bani Hawazin dan Tsaqif.

Pertempuran yang juga disebut Perang Hawazin ini terjadi di Hunain, sebuah lembah yang berada sekitar 12 mil dari Mekkah.

Perang Hunain terjadi pada 630 Masehi atau 8 Hijriyah dan berakhir dengan kemenangan umat Muslim.

Penyebab terjadinya Perang Hunain

Setelah Nabi Muhammad menaklukkan Mekkah, para pembesar Hawazin dan Tsaqif khawatir kabilahnya akan menjadi sasaran selanjutnya.

Hawazin sendiri adalah nama suatu kabilah besar di Arab saat itu, yang terdiri dari banyak suku.

Baca juga: Perang Yarmuk, Perang Pembuka Islam Melawan Kekaisaran Romawi

Oleh karenanya, mereka bermaksud menyerang Rasulullah lebih dulu sebelum kaumnya diserang.

Sementara itu, ada pula yang mengatakan bahwa suku yang masih melakukan perlawanan terhadap Nabi Muhammad pada Perang Hunain telah bersiap sebelum terjadinya Pembebasan Mekkah (Fathu Makkah).

Pemimpin musuh Islam saat Perang Hunain adalah Malik bin Auf, salah seorang Bani Nadhar, yang juga disertai oleh Bani Sa'ad bin Bakar dan Duraid bin Ash-Shammah dari Bani Jutsam.

Sementara panglima kaum Tsaqif adalah Kinanah bin Abdu Yalil.

Baca juga: Pertempuran Khaibar: Penyebab dan Jalannya Perang

Persiapan perang

Sebagai pemimpin perang, Malik bin Auf memerintahkan agar binatang ternak, harta-benda, para wanita, dan anak-anak dibawa ke medan pertempuran.

Tujuannya adalah agar balatentara tidak lari meninggalkan medan perang ketika situasi telah memburuk.

Jumlah orang-orang yang terhimpun dari pihak kaum musyrikin diperkirakan mencapai 30.000. Namun, ada pula yang berpendapat bahwa kekuatannya hanya sekitar 20.000 orang.

Sedangkan dari pihak Nabi Muhammad terkumpul 12.000 tentara, yang terdiri dari 10.000 orang berasal dari Madinah dan 2.000 lainnya adalah orang-orang yang baru masuk Islam pada peristiwa Fathu Makkah.

Rasulullah mengirimkan sahabatnya, Abdullah bin Abu Hadrad Al-Aslami, untuk memata-matai strategi musuh.

Abdullah pun mendapatkan informasi bahwa pihak musuh akan menyerang lebih dulu secara serentak.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com