Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perang Hunain: Penyebab, Strategi, dan Akhir Pertempuran

Pertempuran yang juga disebut Perang Hawazin ini terjadi di Hunain, sebuah lembah yang berada sekitar 12 mil dari Mekkah.

Perang Hunain terjadi pada 630 Masehi atau 8 Hijriyah dan berakhir dengan kemenangan umat Muslim.

Penyebab terjadinya Perang Hunain

Setelah Nabi Muhammad menaklukkan Mekkah, para pembesar Hawazin dan Tsaqif khawatir kabilahnya akan menjadi sasaran selanjutnya.

Hawazin sendiri adalah nama suatu kabilah besar di Arab saat itu, yang terdiri dari banyak suku.

Oleh karenanya, mereka bermaksud menyerang Rasulullah lebih dulu sebelum kaumnya diserang.

Sementara itu, ada pula yang mengatakan bahwa suku yang masih melakukan perlawanan terhadap Nabi Muhammad pada Perang Hunain telah bersiap sebelum terjadinya Pembebasan Mekkah (Fathu Makkah).

Pemimpin musuh Islam saat Perang Hunain adalah Malik bin Auf, salah seorang Bani Nadhar, yang juga disertai oleh Bani Sa'ad bin Bakar dan Duraid bin Ash-Shammah dari Bani Jutsam.

Sementara panglima kaum Tsaqif adalah Kinanah bin Abdu Yalil.

Persiapan perang

Sebagai pemimpin perang, Malik bin Auf memerintahkan agar binatang ternak, harta-benda, para wanita, dan anak-anak dibawa ke medan pertempuran.

Tujuannya adalah agar balatentara tidak lari meninggalkan medan perang ketika situasi telah memburuk.

Jumlah orang-orang yang terhimpun dari pihak kaum musyrikin diperkirakan mencapai 30.000. Namun, ada pula yang berpendapat bahwa kekuatannya hanya sekitar 20.000 orang.

Sedangkan dari pihak Nabi Muhammad terkumpul 12.000 tentara, yang terdiri dari 10.000 orang berasal dari Madinah dan 2.000 lainnya adalah orang-orang yang baru masuk Islam pada peristiwa Fathu Makkah.

Rasulullah mengirimkan sahabatnya, Abdullah bin Abu Hadrad Al-Aslami, untuk memata-matai strategi musuh.

Abdullah pun mendapatkan informasi bahwa pihak musuh akan menyerang lebih dulu secara serentak.

Di saat yang sama, Malik bin Auf juga mengirim mata-mata untuk mengamati pergerakan Rasulullah.

Jalannya pertempuran

Ketika Nabi Muhammad bersama pasukannya mendekati lokasi Perang Hunain, pihak musuh yang telah menunggu dengan cara bersembunyi di celah-celah lembah, langsung menyergap.

Pasukan Muslim mampu menangkis serangan hingga pihak musuh lari kalang-kabut.

Namun, pasukan Muslim terburu-buru untuk menjarah harta rampasan, sehingga musuh memiliki kesempatan untuk menghujani mereka dengan anak panah.

Serangan anak panah itu membuat pasukan Muslim tercerai-berai dan memilih untuk mundur.

Akan tetapi, Nabi Muhammad bersama beberapa pengikut setianya tetap tidak gentar.

Pada akhirnya, pasukan Muslim kembali bersatu dan betul-betul menyerang musuh seperti perintah Rasulullah.

Perang Hunain dimenangkan oleh umat Muslim di bawah pimpinan Nabi Muhammad.

Setelah kalah dalam Perang Hunain, kaum musyrikin melarikan diri ke tiga arah berbeda, yakni sebagian menuju Thaif, segolongan ke Nakhlah, sebagian ke Authas, sementara sisanya masuk Islam.

Pembagian harta rampasan perang

Setelah perang, banyak dari pihak kaum musyrikin yang berhasil ditawan umat Muslim, termasuk para wanita yang jumlahnya mencapai 6.000 orang.

Para tawanan pada akhirnya dibebaskan setelah delegasi dari Hawazin mendatangi Rasulullah.

Di samping itu, kaum Muslim juga mendapatkan 24.000 ekor unta, lebih dari 40.000 ekor kambing, dan 4.000 uqiyah uang perak.

Harta rampasan perang tersebut kemudian dibagi oleh Nabi Muhammad secara adil kepada para pasukan dan orang-orang.

Referensi:

  • Ridha, Muhammad. (2021). Perang Hunain dan Perang Tabuk. Yogyakarta: Hikam Pustaka.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/10/12/150000979/perang-hunain-penyebab-strategi-dan-akhir-pertempuran

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke