Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Europeesche Lagere School (ELS) dan Perkembangannya

Kompas.com - 06/10/2021, 08:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Europeesche Lagere School atau ELS adalah sekolah dasar zaman Belanda yang berdiri di Indonesia tahun 1903. 

Masa sekolah yang harus ditempuh para murid dalam ELS yaitu selama tujuh tahun. 

Pendidikan yang dilakukan di ELS memiliki dua tingkatan, yaitu pendidikan dasar dan pendidikan lanjutan.

Baca juga: Mengapa Belanda Mendirikan Sekolah di Indonesia?

Sejarah ELS

Europeesche Lagere School atau ELS pertama kali didirikan oleh Belanda pada 1817.

Awalnya, sekolah ini hanya terbuka bagi warga Belanda di Hindia Belanda.

Namun, sejak tahun 1903, kesempatan untuk belajar di ELS juga diberikan kepada rakyat pribumi dari golongan tertentu (yang mampu) dan warga Tionghoa.

Akan tetapi, setelah beberapa tahun ELS berjalan, pemerintah Belanda beranggapan bahwa keputusan ini ternyata hanya memberikan dampak negatif pada tingkat pendidikan di sekolah-sekolah HIS dan HCS.

Oleh sebab itu, ELS pun kembali pada peraturan awal, hanya dikhususkan untuk warga Belanda dan Eropa saja. 

Baca juga: Sistem Pendidikan di Era Belanda

Perkembangan

Sejak pertama kali ELS didirikan di Weltevreden (Jatinegara), ELS semakin bertambah jumlahnya.

Tahun 1820 hanya ada tujuh sekolah. Kemudian, tahun 1825 sudah bertambah menjadi 24 sekolah. 

Masih terus bertambah, tahun 1868, terdapat 68 sekolah ELS, sampai akhirnya mencapai angka 198 di tahun 1917. 

Selama menempuh pendidikan di ELS, para murid wajib menjalani masa studi selama tujuh tahun.

Dalam waktu tujuh tahun, para siswa akan diberi mata pelajaran yang sama dengan mata pelajaran sekolah dasar di Belanda, kecuali pelajaran Sejarah Belanda.

Pelajaran tersebut diganti dengan Sejarah Hindia Belanda dan Belanda.

Baca juga: Hollandsch Inlandsche School (HIS)

Pendidikan yang dilakukan di ELS memiliki dua tingkatan, yaitu pendidikan dasar dan pendidikan lanjutan. 

Pada pendidikan dasar, para siswa akan mendapat mata pelajaran membaca, menulis, berhitung, bahasa Belanda, sejarah Belanda dan Hindia Belanda, ilmu bumi, pengetahuan alam, menyanyi, menggambar, dan olahraga.

Kemudian, untuk pendidikan lanjutan akan diberi mata pelajaran bahasa Prancis, bahasa Inggris, sejarah umum, ilmu pasti, menggambar pertanian, olahraga, dan pekerjaan tangan untuk siswa perempuan. 

 

Referensi: 

  • Makmur, Djohan, Pius Suryo Harono, Sukri Musa,dkk. (1993). Sejarah Pendidikan di Indonesia Zaman Penjajahan. Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com