KOMPAS.com - Masa kekuasaan Kerajaan Singasari berlangsung antara 1222-1292 M.
Pada awanya, kehidupan politik Kerajaan Singasari diwarnai banyak intrik istana yang berkaitan dengan pembunuhan anggota kerajaan, bahkan rajanya.
Secara berturut-turut, penguasa Singasari adalah Ken Arok, Anusapati, Tohjaya, Ranggawuni (Wisnuwardana), dan Kertanegara.
Pada masa kekuasaan Raja Kertanegara (1272-1292 M) inilah, Kerajaan Singasari berhasil mencapai masa kejayaan.
Dalam bidang politik, Raja Kertanegara terkenal akan gagasan perluasan cakrawala mandala ke luar Pulau Jawa, yang meliputi daerah seluruh dwipantara atau Nusantara.
Untuk mewujudkan cita-citanya itu, berikut ini beberapa upaya politik luar negeri yang ditempuh Raja Kertanegara selama memerintah di Singasari.
Pada 1275, Raja Kertanegara mengirimkan ekspedisi untuk menaklukkan Melayu yang terkenal dengan nama ekspedisi Pamalayu.
Sasaran ekspedisi ini adalah untuk menguasai Sriwijaya. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, Singasari harus menanamkan pengaruh di daerah disekitarnya, termasuk Melayu.
Ekspedisi tersebut berangkat pada 1275 dan dipimpin oleh Mahesa Anabrang (Kebo Anabrang).
Sebagai tanda persahabatan, Raja Kertanegara menghadiahkan patung Amogapasha kepada penguasa Melayu.
Baca juga: Ekspedisi Pamalayu, Usaha Kerajaan Singasari Memperluas Jajahan
Raja Kertanegara menginginkan wilayah Singasari hingga meliputi seluruh Nusantara. Beberapa daerah yang berhasil ditaklukkan misalnya Bali, Kalimantan Barat, Maluku, seluruh Jawa, dan Pulau Gurun yang terletak di Indonesia bagian timur.
Bali berhasil ditaklukkan pada 1284 M dan rajanya saat itu ditawan untuk dibawa ke Singasari di Malang.
Dalam prasasti yang tertera pada bagian belakang arca Camundi dari Desa Ardimulyo (Singasari) yang berangka tahun 1292 M, dikatakan bahwa Raja Kertanegara menang di seluruh wilayah dan menundukkan semua pulau-pulau yang lain.
Oleh karena itu, pada masa pemerintahannya tentara Singasari kerap dikirim keluar daerah dalam rangka perluasan wilayah.
Dalam rangka memperkuat politik luar negerinya, Raja Kertanegara menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di luar Kepulauan Indonesia.