Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politik Luar Negeri Kerajaan Singasari

Kompas.com - 29/09/2021, 10:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masa kekuasaan Kerajaan Singasari berlangsung antara 1222-1292 M.

Pada awanya, kehidupan politik Kerajaan Singasari diwarnai banyak intrik istana yang berkaitan dengan pembunuhan anggota kerajaan, bahkan rajanya.

Secara berturut-turut, penguasa Singasari adalah Ken Arok, Anusapati, Tohjaya, Ranggawuni (Wisnuwardana), dan Kertanegara.

Pada masa kekuasaan Raja Kertanegara (1272-1292 M) inilah, Kerajaan Singasari berhasil mencapai masa kejayaan.

Dalam bidang politik, Raja Kertanegara terkenal akan gagasan perluasan cakrawala mandala ke luar Pulau Jawa, yang meliputi daerah seluruh dwipantara atau Nusantara.

Untuk mewujudkan cita-citanya itu, berikut ini beberapa upaya politik luar negeri yang ditempuh Raja Kertanegara selama memerintah di Singasari.

Melaksanakan Ekspedisi Pamalayu

Pada 1275, Raja Kertanegara mengirimkan ekspedisi untuk menaklukkan Melayu yang terkenal dengan nama ekspedisi Pamalayu.

Sasaran ekspedisi ini adalah untuk menguasai Sriwijaya. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, Singasari harus menanamkan pengaruh di daerah disekitarnya, termasuk Melayu.

Ekspedisi tersebut berangkat pada 1275 dan dipimpin oleh Mahesa Anabrang (Kebo Anabrang).

Sebagai tanda persahabatan, Raja Kertanegara menghadiahkan patung Amogapasha kepada penguasa Melayu.

Baca juga: Ekspedisi Pamalayu, Usaha Kerajaan Singasari Memperluas Jajahan

Perluasan wilayah ke seluruh Nusantara

Raja Kertanegara menginginkan wilayah Singasari hingga meliputi seluruh Nusantara. Beberapa daerah yang berhasil ditaklukkan misalnya Bali, Kalimantan Barat, Maluku, seluruh Jawa, dan Pulau Gurun yang terletak di Indonesia bagian timur.

Bali berhasil ditaklukkan pada 1284 M dan rajanya saat itu ditawan untuk dibawa ke Singasari di Malang.

Dalam prasasti yang tertera pada bagian belakang arca Camundi dari Desa Ardimulyo (Singasari) yang berangka tahun 1292 M, dikatakan bahwa Raja Kertanegara menang di seluruh wilayah dan menundukkan semua pulau-pulau yang lain.

Oleh karena itu, pada masa pemerintahannya tentara Singasari kerap dikirim keluar daerah dalam rangka perluasan wilayah.

Menjalin hubungan dengan kerajaan lain di luar Indonesia

Dalam rangka memperkuat politik luar negerinya, Raja Kertanegara menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di luar Kepulauan Indonesia.

Tindakan ini rupanya didorong oleh ancaman dari China, yang saat itu dikuasai oleh Kubilai Khan dari Dinasti Yuan.

Kubilai Khan diketahui sedang memperluas pengaruhnya dengan meminta pengakuan kekuasaan dari negeri-negeri yang sebelumnya mengakui kekuasaan Dinasti Sung.

Jawa pun tidak luput dari incaran, terbukti dengan utusan Kubilai Khan yang mulai datang pada 1290 dan 1291.

Untuk menghadapi Kubilai Khan, Raja Kertanegara menjali hubungan dengan Raja Jayasingawarman III dari Kerajaan Campa.

Hal itu dibuktikan dengan keberadaan Prasasti Po Sah yang berangka tahun 1306 M, yang menyatakan bahwa Raja Jayasingawarman III memperistri salah seorang saudara perempuan Raja Kertanegara.

 

Referensi:

  • Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto (Eds). (2008). Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Kuno. Jakarta: Balai Pustaka.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com