Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebutan Prenahe Sedulur dalam Bahasa Jawa

Kompas.com - 18/05/2024, 08:00 WIB
Eliza Naviana Damayanti,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kali ini kita akan belajar prenahe sedulur atau sebutan saudara dalam bahasa Jawa.

Berbeda dengan kebudayaan Barat, di Indonesia kita memanggil saudara sesuai dengan posisi mereka dalam silsilah keluarga.

Nah, kalau dalam bahasa Indonesia, kita mengenal istilah tante, om, kakek, nenek, sepupu, keponakan, dan masih banyak lagi.

Dalam bahasa Jawa juga terdapat penamaan serupa, yang disebut dengan “prenahe sedulur” atau sebutan saudara.

Suku Jawa dikenal sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi kesopanan, bahkan dalam berbicara saja diatur dengan unggah-ungguh bahasa.

Tak heran, apabila sebutan silsilah dalam keluarga pun juga diatur sedetail mungkin.

Hal tersebut berguna untuk memudahkan ketika sedang berkomunikasi satu sama lain, sehingga terjalin komunikasi yang efektif dan sopan.

Lalu, apa saja prenahe sedulur atau sebutan saudara dalam bahasa Jawa?

Baca juga: Munggah Kabiasaane Awak Bahasa Jawa

Kita pelajari bersama, yuk!

  1. Sedulur = saudara kandung
  2. Paklik dan bulik = om dan tante
  3. Pakdhe dan budhe = kakak laki-laki dan kakak perempuan dari ayah atau ibu
  4. Ponakan = keponakan
  5. Misanan = sepupu
  6. Mindhoan = saudara se-buyut
  7. Putu = cucu
  8. Maratua = mertua
  9. Besan = orang tua dari menantu
  10. Ipe = saudara ipar
  11. Anak kuwalon = anak kandung dari pihak suami atau istri
  12. Sedulur kuwalon = saudara beda bapak satu ibu, atau saudara beda ibu satu bapak
  13. Bapak kuwalon = bapak tiri
  14. Ibu kuwalon = ibu tiri
  15. Anak kuwalon = anak tiri
  16. Anak putra/jaler = anak laki-laki
  17. Anak putri/estri = anak perempuan
  18. Anak pembarep/mbarep = anak pertama
  19. Anak penegah/tengah = anak tengah
  20. Anak ragil = anak terakhir
  21. Anak pupon = anak angkat
  22. Bapak/rama = bapak
  23. Ibu = ibu
  24. Simbah uti/eyang uti = nenek
  25. Simbah kakung/eyang kakung = kakek
  26. Bojo/garwa =sebutan untuk suami atau istri

Contoh percakapan

Putra: "Ka, kae sing ning omahmu sapa? Kanca anyar, to?"
Raka: "Kui misananku, Putra. Anake paklik karo bulikku".
Putra: "Oalah, lha asale saka ngendi?"
Raka: "Saka Solo, kui sedulure bapakku, sing lanang kui pambarep".
Putra: "Ya wis, Ka. Salam yo, ibukku asale ya saka Solo".

Terjemahan

Putra: "Ka, siapakah yang ada di rumahmu itu? Teman baru, ya?"
Raka: "Itu sepupuku. Anak dari tante dan omku".
Putra: "O begitu, asalnya dari mana?"
Raka: "Dari Solo, mereka saudara dari ayahku, yang laki-laki itu anak pertama".
Putra: "Ya sudah, Ka. Salam ya, Ibukku juga berasal dari Solo".

Baca juga: 30 Watake Wong dalam Bahasa Jawa

Referensi:

  • Nuraini, S. P. (n.d.). 2013. Pepak Basa Jawa. Karanganyar: Lingkar Media.
  • Raharjo, S.H. (n.d). 2010. Kawruh Basa Jawa Pepak. Semarang: CV. Widya Karya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com