KOMPAS.com - Neraca perdagangan adalah selisih nilai ekspor dan impor suatu negara dalam kurun waktu tertentu.
Suatu negara dikatakan memiliki neraca perdagangan yang surplus, jika nilai ekspornya lebih tinggi dibanding impornya.
Sebaliknya, jika nilai impornya lebih tinggi ketimbang ekspornya, berarti neraca perdagangannya defisit.
Apa itu neraca perdagangan?
Menurut Wayan R. Susila dalam buku Perdagangan Internasional (2022), berikut pengertian neraca perdagangan:
Baca juga: Neraca: Pengertian dan Fungsinya
"Neraca perdagangan adalah selisih total nilai ekspor, baik berupa barang atau jasa, dengan total impor suatu negara."
Secara umum, kondisi neraca perdagangan yang surplus atau defisit, menggambarkan daya saing suatu bangsa di pasar internasional.
Apabila neraca perdagangannya surplus, berarti negara tersebut mampu memproduksi dan memasarkan produknya secara internasional.
Namun, jika neraca perdagangannya defisit, artinya negara itu lebih banyak mengimpor barang dan jasa dari negara lain.
Jadi, pengertian neraca perdagangan adalah selisih total nilai ekspor dan impor barang dan jasa suatu negara.
Baca juga: Neraca Pembayaran: Pengertian dan Tujuannya
Dikutip dari buku Perdagangan Internasional (2018) oleh Wahono Diphayana, jika neraca perdagangan defisit, negara mau tidak mau harus mengurangi impor dan meningkatkan nilai ekspornya.
Salah satu cara mengurangi defisit neraca perdagangan, yakni dengan melakukan proteksi terhadap industri barang dan jasa.
Misalnya menaikkan bea masuk dan melakukan pembatasan terhadap barang impor.
Salah satu fungsi neraca perdagangan adalah sebagai tolok ukur terhadap kebijakan yang diambil pemerintah dan pihak terkait.
Neraca perdagangan berfungsi untuk mengetahui besaran pengeluaran dan pendapatan yang diperoleh pemerintah dalam jangka waktu tertentu.
Baca juga: Pengertian Neraca Pembayaran Surplus
Terakhir, fungsi neraca perdagangan adalah sebagai sumber informasi dalam kegiatan ekonomi internasional.
Kesimpulannya, neraca perdagangan berfungsi untuk: