KOMPAS.com - Neraca pembayaran adalah catatan yang berisi seluruh transaksi ekonomi internasional oleh penduduk maupun pemerintah, dalam kurun waktu tertentu.
Ada tiga jenis neraca pembayaran, yakni neraca pembayaran surplus, defisit, dan seimbang. Ketiganya menunjukkan kondisi nilai impor dan ekspor suatu negara.
Defisit pada neraca pembayaran menandakan bahwa nilai impor lebih besar daripada nilai ekspor. Sehingga negara perlu menambah nilai ekspornya.
Sementara kondisi seimbang pada neraca pembayaran memperlihatkan bahwa pembayaran ke luar negeri sama jumlahnya dengan penerimaan.
Lalu, bagaimana dengan neraca pembayaran surplus?
Dikutip dari buku Manajemen Bisnis (2020) karya Muhammad Rifa'i, neraca pembayaran surplus berarti negara mengalami pertambahan devisa.
Baca juga: Neraca Pembayaran Internasional: Konsep dan Fungsinya
Jumlah pemasukan atau pendapatan negara lebih besar dibanding pengeluarannya. Kondisi surplus ini juga memperlihatkan bahwa negara memiliki cadangan devisa yang banyak.
Menurut Sattar dan Silvana Kardinar Wijayanti dalam Buku Ajar Teori Ekonomi Makro (2018), neraca pembayaran surplus menyebabkan nilai tukar mata uang lokal dalam negeri kian mahal.
Sehingga nilai impornya jadi lebih murah. Kondisi ini akan mengakibatkan matinya industri dalam negeri, yang pada akhirnya akan menguras devisa negara.
Dilansir dari situs The Balance, neraca pembayaran surplus bisa diartikan bahwa negara mengekspor lebih banyak produk ketimbang impor.
Pada satu sisi, kondisi surplus pada neraca pembayaran bisa berdampak negatif pada industri dalam negeri. Namun di sisi lainnya, kondisi ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi jangka pendek.
Baca juga: Neraca Perdagangan: Definisi, Jenis dan Contohnya
Misal, meningkatnya ekspor membuat industri dan perusahaan mempekerjakan lebih banyak orang. Dengan demikian, lapangan pekerjaan akan bertambah,
Sedangkan dalam jangka panjang, neraca pembayaran surplus akan membuat negara menjadi terlalu bergantung pada kegiatan ekspor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.