KOMPAS.com – Panggih pengantin adalah upacara tradisional Jawa yang melibatkan keluarga kedua mempelai sebagai tanda persetujuan pernikahan.
Candra adalah kalimat pengibaratan di dalam bahasa Jawa. Dengan cara melihat anggota tubuh yang bergerak dari sesesorang dan mengubahnya menjadi kalimat yang indah.
Berikut adalah urutan panggih pengantin gagrak Yogyakarta beserta penjelasannya:
Balangan artinya melempar, sedangkan gantal artinya daun sirih yang diisi dengan bunga pinang, kapur sirih, gambir, dan tembakau yang diikat dengan menggunakan benang lawe. Dilakukan dengan cara melempar dari arah berlawanan dengan jarak sekitar 2 meter.
Wijikan artinya mempelai Wanita membasuh kaki mempelai lelaki dengan air dan bunga. Dengan tujuan mencerminkan bakti istri terhadap suami agar rumah tangga berjalan dengan harmonis.
Tetes wiji adalah prosesi pemecahan telur dan diusapkan ke dahi kedua mempelai.
Artinya adalah kedua mempelai berjalan pelan-pelan menuju tempat duduk pengantin dan diikuti oleh kedua orang tua pengantin.
Tampa kaya adalah upacara seperti kacar-kucur versi Surakarta. Mempelai pria menuangkan isi keba yang berisi beras kuning, kacang, kedelai, uang logam, kembang telo ke pangkuan mempelai Wanita yang sudah terselimuti oleh kain sindur.
Dhulangan adalah bagian upacara saling suap menyuap nasi anatara kedua mempelai. Mempelai pria membuat 3 kepalan nasi kuning dan diletakkan di piring yang dipegang oleh pengantin Wanita.
Berikut adalah contoh candra panggih pengantin gagrak Yogyakarta:
Ngancik wahyaning mangsa kala, dhumawahing kodrating Hyang Kuwasa. Penganten kakung, ingkang winastan gondhang kasih. Datan saranta penganten kakung gya gumantya ambalang gantal ingkang winastan gondhang tutur. Punapa ta wujud sarta wredining gantal ingkang kinarya bebalanganing penganten sarimbit.
Pranyata, wujuding gantal dumadi saking sedhah lininting tinangsulan lawe wenang, sarta pinilih suruh ingkang atemu rose, ingkang amengku wredi sinandi: Suruh, yen dinulu lumah lawan kurepe, nanging lamun ginigit padha rasane. Menika amengku wredi sanadyan kang sajuga jejer priya kang sawiji putri, nanging lamun wus manunggal tekade, bisa manunggal cipta, rasa, miwah karsane, pinasthi jatukramanipun.
Artinya
Mengubah visi masa lalu, kekuatan Yang Mulia. Mempelai laki-laki yang penuh cinta. Bersama kedua mempelai, sepasang suami istri sedang berbincang bersama. Apa bentuk dan makna calon pengantin. Ternyata, bentuk gantal itu terdiri dari sedah silinting yang dijawab oleh yang berwibawa, dan memilih untuk menceritakan kepada yang bertemu dengan mawar itu, yaitu hatiku: Katakanlah, kalau pertama kali digigit, maka itu adalah akan sama dengan yang lain, namun jika digigit maka rasanya akan sama. Maksudku, walaupun laki-laki yang punya anak perempuan, tapi kalau mereka bersatu dalam tekad, bisa bersatu dalam kreativitas, selera, dan kemauan, mereka pasti akan menikah.
Katon kambang-kambang kumambanging sekar triwarna kang aneng jroning bokor mawar, mlathi, miwah kanthil. Yekti menika, kinarya pralampita, lamun winawar ing tembung manis lumantar kedaling lathi, dadya pambukaning karyatama kang anggung kumanthil-kanthil ing padoning netra, tumameng tung-tunging nala.