Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DDT, Senyawa Haloalakana yang Digunakan sebagai Insektisida

Kompas.com - 23/01/2024, 21:00 WIB
Silmi Nurul Utami

Penulis

KOMPAS.com – Senyawa haloalkana yang telah dilarang penggunannya sebagai insektisida adalah …

  1. Iodoform
  2. Etil klorida
  3. Dikloro difenil trikloroetana
  4. Karbon tetraklorida
  5. Kloroform

Jawabannya adalah c. dikloro difenil trikloroetana atau DDT. Untuk lebih memahami tentang dikloro difenil trikloroetana, simaklah penjelasan berikut!

Baca juga: Haloalkana: Sifat dan Kegunaanya

Senyawa haloalkana yang digunakan sebagai pembunuh hama pertanian adalah dikloro difenil trikloroetana atau DDT.

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, dikloro difenil trikloroetana (DDT) adalah senyawa halogen organik yang sangat beracun terhadap berbagai macam serangga sebagai racun kontak yang memberikan efek mengacaukan sistem saraf.

Sehingga, dikloro difenil trikloroetana (DDT) digunakan sebagai insektisida dan pembunuh hama pertanian.

Dilansir dari American Chemical Society, dikloro difenil trikloroetana atau DDT dignakan secara luas selama Perang Dunia II dan selama tiga dekade setelahnya untuk mengendalikan serangga yang membawa patogen berbahaya.

Baca juga: Contoh Soal dan Jawaban Kegunaan Senyawa Haloalkana

Di mana DDT ampuh membunuh patogen yang menyebabkan malaria, demam kuning, tifus, dan penyakit berbahaya lainnya.

Sehingga, penggunaan DDT sebagai insektisida dianggap dapat menyelamatkan banyak nyawa.

Bahaya DDT sebagai insektisida

Namun dibalik keampuhannya sebagai insektisida, DDT memiliki dampak buruk bagi kesehatan dan juga lingkungan.

Dilansir dari UN Environment Programme, DDT dapat terakumulasi di jaringan lemak manusia dan hewan, dapat menyebabkan kanker, menekan sisitem kekebalan tubuh, dan juga mengganggu hormon seks.

Baca juga: Jenis Penyakit Saraf dan Gejalanya

Penggunaan DDT juga berbahaya bagi hewan karena dapat menyebabkan penipisan cangang telur pada burung, dan beracun bagi ikan juga invertebrata laut.

DDT juga sulit terurai secara hayati, sehingga dapat terus menumpuk dalam lingkungan dan masuk ke jaringan tubuh makhluk hidup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com